Oleh: Badrul Tamam
Kematian
bisa datang kapan saja. Datangnya tanpa ada pemberitahuan. Karenanya
seorang hamba Allah yang beriman akan senantiasa bersiap diri kapan saja
untuk menghadapi kematian dengan berbekal takwa dan ketaatan.
Kita
yakin bahwa kematian pasti akan datang, sudah ada ketetapannya di sisi
Arrahman. Kita juga meyakini bahwa ilmu tentangnya -di mana dan kapan
terjadinya- manjadi ilmu rahasia, Mafatihul Ghaib (kunci-kunci keghaiban) yang hanya diketahui oleh-Nya. Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ
عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ
أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Sesungguhnya
Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan
Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.
Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang
akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di
bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal." (QS. Luqman: 34)
...Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berpesan agar banyak-banyak mengingat kematian...
Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
berpesan agar banyak-banyak mengingat kematian karena besarnya manfaat
yang ditimbulkannya sehingga bisa menyadarkan kembali orang yang lalai,
menghidupkan kembali hati yang sakit, dan membuat seseorang zuhud dari
dunia serta tidak rakus dan tamak terhadapnya.
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اَللَّذَّاتِ: اَلْمَوْتِ
"Perbanyaklah mengingat sesuatu yang menghilangkan kenikmatan, yaitu kematian." (HR. At-Tirmidzi no. 2307; an Nasai 4/4; dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban).
Orang Bisa Meninggal Saat Tidur
Penulis
teringat kejadian yang menimpa tetangga di daerah Demak-Jawa Tengah pada
awal 90-an. Kala itu, acara televisi yang bisa diakses hanya Televisi
Republik Indonesia (TVRI) saja. Ada sebuah acara yang menjadi favorit
masyarakat desa, yaitu Aneka Ria Safari. Acara yang berisi
nyanyi-nyanyian jahilayah tersebut senantiasa dinanti-nantikan
kehadirannya.
Sehabis
Isya' tepat ketua Rukun Warga (RW) di lingkungan saya berpesan kepada
istrinya untuk dibangunkan saat acara Aneka Ria Safari mulai. Ketika
mendekati jam tayangnya, sang istri bergegas membangunkan suaminya.
Namun, sang suami tidak lantas bergegas bangun untuk menyaksikan acara
yang dinanti-nantikannya itu. "Bablas" masyarakat saya menyebutnya,
yaitu tidur yang tidak akan pernah bangun lagi di dunia alias meninggal
dunia.
...Kematian bisa datang saat manusia sedang tidur. Bahkan dalam beberapa ayat menyebut tidur sebagai kematian...
Kejadian
tersebut menjadi bukti bahwa kematian juga bisa datang saat manusia
sedang tidur. Bahkan dalam beberapa ayat disebutkan bahwa tidur disebut
dengan kematian yang menunjukkan hubungan dekat keduanya, seolah tidur
adalah saudara kandung dari kematian. Karena saat tidur akal dan gerakan
kita hilang laksana mati. Allah Ta'ala berfirman,
وَهُوَ الَّذِي
يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ
يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَى أَجَلٌ مُسَمًّى ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ
ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan
Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang
kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang
hari untuk disempurnakan umur (mu) yang telah ditentukan, kemudian
kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang
dahulu kamu kerjakan." (QS. Al An'am: 60).
اللَّهُ يَتَوَفَّى
الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا
فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى
أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
"Allah
memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang
belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah
Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu
yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir." (QS. Al-Zumar: 42)
Gangguan Tidur yang Bisa Menyebebkan Kematian
Dalam dunia medis dikenal istilah Sleep Apnea atau
henti napas sejenak saat tidur akibat terganggunya saluran pernapasan.
Dan ternyata kejadian ini bisa berakibat fatal, yakni kematian akibat
berkurangnya oksigen pada tubuh, seperti dikutip dari laman Methode of
Health.
Penelitian terkini menunjukkan sleep apnea meningkatkan
risiko kematian dini pada orang dewasa dan manula. Hal ini terjadi
karena penderita sleep apnea mengalami gangguan sumbatan pernapasan saat
tidur hingga bisa terjadi henti napas. Gejala ganggun ini yang paling
mudah dikenali adalah tidur mendengkur.
Menurut
hasil penelitian yang dilakukan Dr.Naresh Punjabi, dari John Hopkins
University School of Medicine, Baltimore, AS, gangguan tidur ini
meningkatkan risiko kematian hingga 40 persen. Sleep apnea menyebabkan
jumlah oksigen yang beredar dalam tubuh berkurang sehingga jantung
bekerja lebih keras. Hal ini jika berlangsung berkepanjangan bisa memicu
serangan jantung atau stroke.
...gangguan tidur ini meningkatkan risiko kematian hingga 40 persen. Sleep apnea menyebabkan jumlah oksigen yang beredar dalam tubuh berkurang sehingga jantung bekerja lebih keras...
Dalam
melakukan penelitiannya, tim yang dipimpin dokter Punjabi ini meneliti
pada lebih dari 6.400 pria dan wanita berusia 40-70 tahun yang menderita
sleep apnea, mulai dari ringan hingga berat. Pria berusia dewasa yang
menderita sleep apnea utamanya meninggal karena penyakit kardiovaskular.
Penyakit kardiovaskular juga dikenal sebagai penyakit jantung dan
peredaran darah, yang mencakup semua penyakit yang mempengaruhi jantung
dan sirkulasi. Ini mencakup kondisi seperti penyakit jantung koroner
(angina dan serangan jantung), dan stroke.
Fenomena Meninggal Dunia Saat Tidur Dalam Sunnah
Jauh-jauh hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
sudah memberikan bimbingan dalam tidur agar tidak menimbulkan bahaya,
di antaranya tidur sambil miring ke kanan, tidak tidur sambil tengkurap.
Diriwayatkan oleh al-Hakim dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu, Pernah suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melewati seseorang yang tidur tengkurap di atas perutnya, lalu beliau menendangnya dengan kakinya seraya bersabda,
إنها ضجعة لا يحبها الله عز وجل
"Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang tidak disukai Allah Azza Wa Jalla." (HR.
Ahmad dan Al-Hakim. Beliau menyatakan bahwa sandanya shahih sesuai
syarat muslim hanya saja Imam Bukhari dan Muslim tidak mengeluarkanya).
Sesungguhnya sebab kematian itu bermacam-macam, namun kematian tetaplah satu. Selain Sleep Apnea masih ada sebab lainnya yang menjadi media datangnya kematian. Karenanya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberikan tips terbaik bagi umatnya dalam menghadapi kematian yang datangnya tak terduga ini.
Disebutkan dalam Shahihain, dari sabahat al-Bara' bin Azib radliyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepadanya;
إِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ
"Apabila
engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu
terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan shalat." (HR. Bukahri dan Muslim serta yang lainnya).
Dalam menjelaskan faidah dari perintah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
ini, Al-Hafidz Ibnul Hajar menyebutkan hikmahnya, di antaranya yaitu:
Agar dia tidur pada malam itu dalam keadaan suci supaya ketika kematian
menjemputnya dia dalam keadaan yang sempurna. Dari sini diambil
kesimpulan dianjurkannya untuk bersiap diri untuk menghadapi kematian
dengan menjaga kebersihan (kesucian) hati karena kesucian hati jauh
lebih penting daripada kesucian badan.
Imam
al-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim menyebutkan tiga hikmah berwudlu
sebelum tidur (yang maksudnya tidur dalam keadaan suci). Salah satunya
adalah khawatir kalau dia meninggal pada malam tersebut.
...Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma berkata, "Janganlah engkau tidur kecuali dalam kondisi berwudlu, karena arwah akan dibangkitkan sesuai dengan kondisi saat dia dicabut...
Abdul Razak mengeluarkan sebuah atsar dari Mujahid dengan sanad yang kuat, Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma berkata,
لَا تَبِيتَنَّ إِلَّا عَلَى وُضُوء ، فَإِنَّ الْأَرْوَاح تُبْعَث عَلَى مَا قُبِضَتْ عَلَيْهِ
"Janganlah
engkau tidur kecuali dalam kondisi berwudlu (suci), karena arwah akan
dibangkitkan sesuai dengan kondisi saat dia dicabut."
Berdoa Sebelum Tidur
Pada ujung hadits al-Bara' di atas, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan
agar berdoa khusus sebelum tidur, dengan harapan jika meninggal pada
malam itu maka meninggalnya berada di atas fitrah.
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ
ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا
مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ
وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
Allaahumma
innii aslamtu nafsii ilaika, wa fawadltu amrii ilaika, wa alja-tu
dhahrii ilaika ragbatan wa rahbatan ilaika, laa malja-a wa laa manjaa
minka illaa ilaika, aamantu bikitaabika alladzii anzalta wa binabiyyika
alladzi arsalta
"Ya
Allah, sesungguhnya aku menyerahkan diriku kepada-Mu, dan aku
menyerahkan urusanku kepada-Mu, aku sandarkan urusanku kepada-Mu (agar
Engkau menolongku), dengan penuh harap dan takut pada-Mu, tidak ada
tempat berlindung dan tempat berlari dari azabMu, kecuali hanya
kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan dan aku
beriman kepada Nabi-Mu yang Engkau utus." (HR. Bukhari dan Muslim dengan lafadz milik Muslim).
Sedangkan
makna meningal di atas fitrah dalam hadits di atas adalah meninggal di
atas Islam dan tauhid. Dan menurut Imam Al-Thibbi dalam memberi syarah
hadits di atas berkata, "Maksudnya adalah engkau meninggal di atas agama
yang lurus, millah Ibrahim 'alaihis salam. Karena Nabi Ibrahim 'alaihis
salam telah berislam dan tunduk patuh serta berkata, "Aku tunduk patuh
kepada Tuhan semesta alam" dan datang kepada Allah dengan membawa hati
yang salim (bersih)." (Lihat Tuhfatul Ahwadzi: 8/472 dari Maktabah Syamilah). [voa-islam.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar