Wanita dengan usia yang lebih tua cenderung
melahirkan bayi dengan berat di atas rata-rata. Sementara itu, wanita
muda cenderung melahirkan bayi yang kecil.
Wanita
berumur 30 hingga 35 tahun berpotensi 6 persen melahirkan bayi
berukuran besar. Pada umur lebih dari 40, potensi itu meningkat hingga
10 persen. Wanita 30-35 tahun hanya berpotensi melahirkan bayi kecil 4
persen.
Sementara itu, studi yang dilakukan
oleh peneliti Rachel Bakker dari Erasmus Medical Center di Rotterdam,
Belanda, juga mendapati kalau wanita berumur di bawah 25 berpotensi
melahirkan bayi kecil 7 persen.
Di Belanda,
bayi yang lahir memiliki berat rata-rata 3,5 kilogram. Para peneliti
menetapkan bayi kecil adalah bayi dengan berat di bawah 2,5 kilogram,
sedangkan bayi besar adalah bayi di atas 4,5 kilogram. Penelitian
dilakukan terhadap 8.568 wanita asal Belanda yang melahirkan antara
tahun 2002 hingga 2006.
Dari hasil studi itu,
terbukti bahwa wanita berusia lebih tua lebih berpotensi melahirkan bayi
dengan ukuran yang lebih besar, sedangkan wanita yang lebih muda
berpotensi melahirkan bayi yang lebih kecil.
Bayi
dengan pertumbuhan tidak normal dalam rahim berisiko mengalami
komplikasi kelahiran yang lebih tinggi. Pada usia dewasanya, bayi
tersebut berpotensi menderita diabetes dan penyakit jantung.
Di
barat, jumlah wanita berumur yang memiliki bayi terus meningkat.
Menurut hasil studi oleh Pew Research Center, 14 persen bayi dilahirkan
oleh wanita yang berumur lebih dari 35 pada tahun 2008. Jumlah ini
meningkat dari 9 persen pada tahun 1990.
Para peneliti belum dapat mengetahui secara pasti sebab kelahiran bayi besar pada wanita yang lebih berumur.
Sementara
itu, kaitan antara usia muda dengan kelahiran bayi yang kecil dapat
dikaitkan dengan faktor sosial, seperti etnis, tingkat pendidikan, dan
berapa kali seorang wanita pernah melahirkan sebelumnya. Faktor gaya
hidup, seperti konsumsi makanan, merokok, dan konsumsi alkohol, juga
berkaitan.
Penelitian lain mengukapkan faktor
lain yang mungkin juga berperan penting memengaruhi kelahiran pada bayi
mereka. "Masih perlu penelitian selanjutnya untuk klarifikasi," kata
Bakker. (Stephanie Silitonga, sumber: Reuters)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar