سَنُرِيهِمْ
آَيَاتِنَا فِي الْآَفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ
أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
شَهِيدٌ
“Kami akan memperlihatkan
kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan
pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu
adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi
atas segala sesuatu?.” (QS. Fushilat (41): 53)
A. Al-Qur’an Kitab Hidayah
Tanya: Untuk apa Allah subhanahu wata'ala menurunkan Al-Qur’an?
Jawab: Allah subhanahu
wata'ala menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi petunjuk bagi manusia.
Al-Qur’an adalah kitab petunjuk, bukan kitab kedokteran atau teknik,
bukan kitab astronomi atau kimia yang menghimpun berbagai informasi
ilmiah ilmu-ilmu tersebut. Sekali lagi ia hanya kitab hidayah ilahi bagi
perilaku manusia.
B. Al-Qur’an Turun dengan Ilmu Allah subhanahu wata'ala
Tanya: Kalau begitu apa maksud ungkapan “Al-Qur’an mendahului sains modern?”
Jawab: Artinya, ketika
Al-Qur’an berbicara tentang manusia, tumbuhan, atau makhluk lain, ia
pasti berbicara tentang hakikatnya. Manusia baru mengetahuinya setelah
sains dan peralatan-peralatan canggih digunakan untuk melakukan berbagai
penelitian ilmiah. Itulah makna Al-Qur’an mendahului sains modern
sekaligus sebagai bukti baru mukjizat Al-Qur’an di masa kemajuan
teknologi yang semakin menegaskan bahwa ia adalah kalamullah yang tidak sedikitpun mengandung kesalahan.
C. Sesaknya Dada
Tanya: Apa contoh masalah ini?
Jawab: Contoh-contoh
cukup banyak, di antaranya penemuan para pilot tentang semakin sesaknya
dada mereka setiap kali mereka menambah ketinggian di udara
sampai-sampai mereka merasa tercekik karena tak mampu bernafas akibat
semakin berkurangnya kadar oksigen. Realita ini belum diketahui
sebelumnya, orang menganggap bahwa udara tersedia sampai ke
planet-planet dan bintang-bintang yang ada di langit. Sedangkan
Al-Qur’an telah mengungkap hakikat ini sejak empat belas abad lebih.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
فَمَنْ
يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ
يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا
يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى
الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
“Barangsiapa yang Allah menghendaki
akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya
untuk (memeluk agama) Islam. dan barangsiapa yang dikehendaki Allah
kesesatannya niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit,
seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa
kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am (6): 125).
Maksudnya: Barangsiapa berhak disesatkan Allah subhanahu wata'ala
karena amal-amalnya yang buruk dan permusuhannya terhadap Islam, maka
Allah subhanahu wata'ala menjadikan dadanya sempit bila mendengar
mauizhah (nasihat) yang mengingatkannya tentang kebenaran Islam seperti
sempitnya dada orang yang naik ke langit. Hal ini tidak diketahui
manusia yang tidak beriman sebelum mereka menggunakan pesawat terbang.
Lalu apakah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam memiliki pesawat
khusus untuk menyampaikan informasi ini? Atau apakah yang disampaikan
semata wahyu yang berasal dari ilmu Allah subhanahu wata'ala?!
D. Informasi tentang Pusat Perasa di Kulit
Tanya: Adakah contoh yang lain?
Jawab: Ya, kita ambil
contoh dari susunan tubuh manusia. Dulu orang percaya bahwa saraf perasa
terdapat di seluruh tubuh dengan kepekaan yang sama. Namun ilmu
pengetahuan modern mengungkap kekeliruan ini, ternyata pusat kepekaan
terhadap rasa sakit dan lainnya terletak pada kulit di mana jarum suntik
hanya terasa sakit pada kulit. Al-Qur’an menyebutkan hakikat ini
sebelum penemuan para ahli.
إِنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا بِآَيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا
نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا
الْعَذَابَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir
kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka.
Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit
yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa (4): 56).
Maksudnya: Perasaan sakit menerima azab
terpusat pada kulit mereka dan apabila kulit itu telah hangus matang
mereka tidak merasakan azab lagi. Oleh karenanya, Allah subhanahu wata'ala Yang Maha Mengetahui ciptaan-Nya menggantinya dengan kulit yang baru agar mereka tetap merasakan azab.
Apakah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
memiliki alat-alat bedah khusus untuk mengetahui informasi ini? Atau
apakah ini hanyalah bukti bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah yang
diturunkan dengan ilmu-Nya? Maha Benar Allah subhanahu wata'ala yang telah berfirman:
“Kami akan memperlihatkan kepada
mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri
mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah
benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas
segala sesuatu?.” (QS. Fushilat (41): 53)
Kesimpulan:
Al-Qur’an mengandung informasi yang baru terungkap kebenarannya setelah berabad-abad lamanya seiring kemajuan ilmu pengetahuan.
• Di antaranya informasi Al-Qur’an
tentang sesaknya dada orang yang menjelajah langit, dan pusat rasa yang
ada di kulit. Ilmu pengetahuan abad dua puluh kemudian membenarkan
informasi Al-Qur’an ini.
• Kebenaran ini sebagai bukti bahwa Al-Qur’an semata-mata wahyu Allah subhanahu wata'ala kepada Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam Allahu a’lam.
(PurWD/dakwatuna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar