Kesabaran itu kunci kesenangan.
Wahai Tuhanku, padamu kan kupanjatkan
Sebuah pujian yang hanya pantas untuk-Mu
Wahai Zat tempat bergantung seluruh makhluk
Milik-Mu lah segala pujian
Dengan tersenyum haru dan meneteskan airmata, Ummu Mu'asyirah menasihati puterinya sebagaimana berikut:
"Wahai putriku, engkau akan menghadapi sebuah kehidupan baru. Yaitu, sebuah kehidupan yang tak ada tempat bagi bapakmu, ibumu, dan saudari-saudarimu untuk mencampuri urusanmu. Dalam kehidupan barumu itu engkau akan menjadi teman setia bagi suamimu. Suamimu tak akan rela ada orang lain yang ikut campur dalam urusanmu dengan suamimu, sedekat apapun hubungan darahnya denganmu. Maka, jadilah engkau isteri dan ibu baginya. Buatlah dia merasa bahwa engkau adalah segala-galanya dalam hidup dan dunianya. Ingatlah, seorang suami adalah 'bocah besar' yang cukup bahagia hanya dengan sedikit ungkapan kemanjaanmu padanya. Janganlah engkau membuatnya merasa bila pernikahannya denganmu merupakan penyebab terpisahnya dirimu dari keluarga dan orangtuamu. Perasaan seperti ini juga dirasakan olehnya. Dia telah meninggalkan rumah kedua orang tuanya dan keluarganya demi kamu. Akan tetapi, perbedaan antara kamu dan dia adalah perbedaan antara laki-laki dan wanita. Seorang wanita selalu merindukan keluarga dan rumah dimana dia dilahirkan, tumbuh dan belajar didalamnya. Tetapi dia harus membiasakan dirinya untuk hidup dalam suasana baru. Dia harus menyesuaikan diri dengan seorang laki-laki yang telah menjadi suami, pelindung dan ayah bagi anak-anaknya. Inilah duniamu yang baru!"
"Wahai puteriku, itulah kehidupan yang akan engkau hadapi dan bahtera keluarga yang akan kalian bangun berdua. Aku tidak memaksamu unutk melupakan ibu, ayah, saudaramu, karena mereka tidak akan melupakanmu, wahai puteri kesayanagnku. Lagi pula, bagaimana mungkin seorang ibu melupakan buah hatinya? Namun, aku hanya meminta kepadamu: cintailah suamimu dan hiduplah dengan bahagia bersamanya."
Pencerahan:
Belajarlah bersabar dari wanita yang bernama Asiyah (isteri Firaun); belajarlah setia dari Khadijah (isteri Nabi shallallahu'alaihi wasallam); belajarlah jujur dari Aisyah (isteri Nabi yang paling muda umurnya); dan belajarlah berteguh hati dari Fatimah (puteri Nabi shallallahu'alaihi wasallam).
Sumber : La Tahzan For Smart Muslimah
Wahai Tuhanku, padamu kan kupanjatkan
Sebuah pujian yang hanya pantas untuk-Mu
Wahai Zat tempat bergantung seluruh makhluk
Milik-Mu lah segala pujian
Dengan tersenyum haru dan meneteskan airmata, Ummu Mu'asyirah menasihati puterinya sebagaimana berikut:
"Wahai putriku, engkau akan menghadapi sebuah kehidupan baru. Yaitu, sebuah kehidupan yang tak ada tempat bagi bapakmu, ibumu, dan saudari-saudarimu untuk mencampuri urusanmu. Dalam kehidupan barumu itu engkau akan menjadi teman setia bagi suamimu. Suamimu tak akan rela ada orang lain yang ikut campur dalam urusanmu dengan suamimu, sedekat apapun hubungan darahnya denganmu. Maka, jadilah engkau isteri dan ibu baginya. Buatlah dia merasa bahwa engkau adalah segala-galanya dalam hidup dan dunianya. Ingatlah, seorang suami adalah 'bocah besar' yang cukup bahagia hanya dengan sedikit ungkapan kemanjaanmu padanya. Janganlah engkau membuatnya merasa bila pernikahannya denganmu merupakan penyebab terpisahnya dirimu dari keluarga dan orangtuamu. Perasaan seperti ini juga dirasakan olehnya. Dia telah meninggalkan rumah kedua orang tuanya dan keluarganya demi kamu. Akan tetapi, perbedaan antara kamu dan dia adalah perbedaan antara laki-laki dan wanita. Seorang wanita selalu merindukan keluarga dan rumah dimana dia dilahirkan, tumbuh dan belajar didalamnya. Tetapi dia harus membiasakan dirinya untuk hidup dalam suasana baru. Dia harus menyesuaikan diri dengan seorang laki-laki yang telah menjadi suami, pelindung dan ayah bagi anak-anaknya. Inilah duniamu yang baru!"
"Wahai puteriku, itulah kehidupan yang akan engkau hadapi dan bahtera keluarga yang akan kalian bangun berdua. Aku tidak memaksamu unutk melupakan ibu, ayah, saudaramu, karena mereka tidak akan melupakanmu, wahai puteri kesayanagnku. Lagi pula, bagaimana mungkin seorang ibu melupakan buah hatinya? Namun, aku hanya meminta kepadamu: cintailah suamimu dan hiduplah dengan bahagia bersamanya."
Pencerahan:
Belajarlah bersabar dari wanita yang bernama Asiyah (isteri Firaun); belajarlah setia dari Khadijah (isteri Nabi shallallahu'alaihi wasallam); belajarlah jujur dari Aisyah (isteri Nabi yang paling muda umurnya); dan belajarlah berteguh hati dari Fatimah (puteri Nabi shallallahu'alaihi wasallam).
Sumber : La Tahzan For Smart Muslimah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar