Belakangan ini kita sering mendengar kata DNA di berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Setelah terjadinya peristiwa peledakan bom, kasus pemerkosaan ataupun pembunuhan maka biasanya tim penyelidik dari kepolisian akan mengirimkan sampel untuk analisa DNA yang dikenal dengan istilah uji sidik DNA. DNA (DeoxyriboNucleic Acid) yang merupakan asam nukleat pembawa pesan genetik dalam kehidupan terletak di dalam sel dan tersusun rapi membentuk kromosom.
Pola DNA penyusun kromosom inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit dan sifat-sifat khusus yang berbeda antara satu individu dengan lainnya. Karena perbedaan DNA yang dimiliki oleh seseorang inilah metode sidik DNA menjadi salah satu alat pembuktian yang cukup handal.
Namun karena letaknya yang ada didalam sel maka untuk mendapatkan DNA diperlukan tahap-tahap khusus yang biasanya dilakukan di laboratorium tertentu. Sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1869 -yang kemudian dengan teknologi X-ray diketahui bahwa DNA memiliki struktur yang tertata secara rapi dan dipublikasikannya model rantai ganda DNA oleh Watson dan Crick di jurnal Nature pada tahun 1953- teknik pemurnaian DNA mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi prosedur rutin dilakukan dalam penelitian bioteknologi.
Untuk mengeluarkan DNA dari sel maka teknik pemurnian DNA secara biokimia dilakukan dengan merusak dinding sel yang telah dilarutkan dalam larutan penyangga tententu dengan menggunakan berbagai jenis deterjen. Dengan terbukanya lapisan sel maka DNA dapat dikeluarkan dan diendapkan dengan penambahan alkohol.
Cara memisahkan endapan gulungan DNA dengan bagian lainnya adalah dengan teknik sentrifugasi pada kekuatan dan waktu tertentu. Dengan terus berkembanganya teknik ini maka sekarang kita bisa membeli paket larutan untuk pemurnian DNA. Namun dikarenakan harga yang tidak murah dan diperlukannya alat-alat tambahan untuk menjamin akurasi tahap pemurnian seperti pipet mikro, filter dan tentu saja sentrifuge, maka proses pemurnian DNA kini belum bisa dilakukan pada sebarang laboratorium apalagi dijadikan mata praktikum bagi mahasiswa dan juga siswa SMA. Sementara tuntutan ketrampilan untuk melakukan pemurnian DNA sebagai penunjang pengetahuan tentang DNA yang didapatkan dari mempelajari teori menjadi suatu keniscayaan.
Kesenjangan kondisi inilah yang kemudian mendorong kreatifitas para ilmuwan untuk merancang teknik pemurnian DNA dengan alat dan bahan yang murah dan sederhana, bahkan bisa dilakukan dengan alat dan bahan yang biasa tersedia di dapur rumah kita. Inovasi ini membuka peluang untuk memperkenalkan teknik pemurnian DNA kepada siswa secara dini, bahkan bisa dilakukan bagi mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar sekalipun dengan dipandu oleh orang tua, kakak atau teman yang sudah pernah melakukannya.
Beberapa bahan yang diperlukan untuk pemurnian DNA secara sederhana terdiri dari bahan sumber DNA, air, sabun cuci piring, nanas, alkohol 95 %. Selain bahan sederhana tersebut, alat yang diperlukan juga sangat sederhana yaitu sendok makan, sendok teh, sendok atau tusuk es kream dari kayu, botol transparan dan termometer.
Bahan sumber DNA yang akan dimurnikan bisa berasal dari apa saja, karena semua bagian makhluk hidup mengandung DNA sehingga bisa menggunakan apa saja misalnya daging, hati ayam, kedelai, kacang hijau, brokoli dan lain-lain. Namun di antara bahan-bahan tersebut, bahan yang banyak mengandung DNA sehingga lebih mudah untuk dimurnikan adalah wheat germ. Bahan ini juga mudah didapatkan karena biasanya dipakai untuk pelet pakan ikan dan juga ayam.
Keunggulan penggunaan wheat germ lainnya adalah karena prosesnya yang lebih sederhana sehingga bisa langsung dilarutkan dalam air hangat. Sedangkan untuk bahan bahan lain seperti hati ayam, daging atau sayur-mayur perlu dihancurkan dengan alat penghancur daging yang tentu masih bisa kita temukan di dapur rumah kita.
Adapun urut urutan pemurnian DNA sederhana tersebut adalah sebagai berikut :
1. Hangatkan air sampai sekitar ~ 60o C, ambil 1 sendok teh wheat germ dan masukkan ke dalam botol plastik, tambahkan 1.5 sendok makan air hangat dan kocok hingga kurang lebih 3 menit. Bila menggunakan daging, hati atau sayuran maka haluskan bahan bahan tersebut dengan menggunakan penghancur daging hingga halus sebelum dilakukan permurnian.
2. Setelah tampak tercampur dan sebagian larut, tambahkan setengah sendok teh deterjen cair (kalau menggunakan kemasan yang ada pompanya maka kira-kira satu kali pompa dengan tekanan biasa). Campurkan diterjen itu dengan cara membolak-balikan botol secara perlahan tapi sempurna, setiap setengah menit sekali selama 5 menit. Hindari terlalu banyak busa, kalau terlanjur terbentuk banyak busa, busa bisa dihilangkan dengan cara menghisapnya dengan tisu. Bila sumber DNA adalah hati atau daging atau sayuran maka setelah penambahan deterjen juga dilakukan penambahan jus nanas setengah sendok makan, kemudian dicampur secara perlahan dan merata.
3. Siapkan alkohol 95 % dengan volume kira-kira sama dengan larutan pada tahap 2 dan juga dalam botol yang kira-kira ukurannya sama. Miringkan botol berisi campuran yang sudah tercampur, secara perlahan tambahkan alkohol 95 % dengan cara mengalirkannya pada dinding botol tersebut sampai kira-kira total volumenya menjadi 2 kali. Pada tahap ini tidak dibolehkan mencampur secara keras dan tidak boleh diaduk. Setelah semua alkohol dituang kedalam botol yang berisi campuran bahan DNA, air dan deterjen, maka akan terbentuk lapisan antara alkohol dengan lainnya yang tidak bercampur. Perhatikan secara seksama pada batas kedua lapisan cairan tersebut. Temukan lapisan putih, dan bila anda sudah melihatnya maka sukses untuk anda dan teriaklah, putra anda telah melihat pita DNA yang membentuk kromosom yang menyusun tubuh kita.
4. Siapkan plastic klip dan ambillah dengan sendok es krim gumpalan putih tersebut dan abadikan dalam camera anda. Bila ingin mengulang timbanglah berapa jumlah DNA yang mampu kita dapatkan, dan buatlah perlombaan untuk menentukan siapakan yang lebih jago mendapatkan DNA dengan teknik sederhana tersebut.
Mudahkan? selamat mencoba dan bawalah putra-putri kita menikmati dunia bioteknologi sejak dini.

http://www.kamusilmiah.com/biologi/pemurnian-dna-di-dapur-rumah-kita-mungkinkah/