Tampilkan postingan dengan label note. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label note. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 Mei 2012

Cintai Dia Karena Allah


Bismillaahirrohmaanirrohiim..

Teringat salah satu hadist yang menyatakan bahwa “Cintailah orang yang kamu cintai sekedarnya. Bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai suatu hari nanti harus kamu benci. Dan bencilah orangyangkamu benci sekedarnya, bisa jadi duatu hari nanti di amenjadi orang yangkamu cintai." (HR At-Tirmidzi no 1997 dan di shahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no 178)

Pada umumnya wanita ingin dimenegrti, diperhatikan, dan di nomorsatukan. Namun ada kalanya semua itu tidak terwujud, sehingga dapat menimbulkan perasaan kecewa dan sakit hati. Jika sudah merasa begitu, akan terlintas dipikiran bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa dan tak berarti apa-apa bagi orang lain. Tetapi dibalik itu semua, ketika dipikirkan dalam kondisi otak jernih, hal itu tidak cukup masuk akal. Ya, wanita memang menggunakan perasaannya daripada logikanya. Itu lah sebabnya hati wanita sangat rapuh. Sedikit saja ada hal tidak sesuai dengan keinginannya, wanita cenderung tersinggung dan merasa kecewa, bahkan sakit hati.

Seorang istri, memang sepantasnya dapat melayani suaminya atas dasar cinta yang tulus. Namun ketika sisi manusiawi dan kewanitaannya muncul, cinta itu bisa berubah menjadi nafsu yang apabila tidak terpuaskan maka aka nada gejolak dalam hatinya. Ketika seorang istri merasa di nomorduakan dan merasa tidak dipedulikan, tidak selayaknya istri membangkang pada suami. Mungkin akan ada perasaan dan keinginan untuk  ‘balas dendam’ dan marah kepada suami. Namun istri sholehah tidak akan berbuat seperti itu. Istri sholehah akan berpikir lagi, dia akan semakin berbakti pada suaminya dan semakin baik dalam melayani suaminya hingga sang suami merasa nyaman berada di sisinya.  Dalam kondisi tersebut, disaat sang istri merasa kurang mendapat perhatian dari sang suami, ada baiknya jika sang istri mengingat dan berdzikir kepada Allah.

Ingatlah, bahwa kasih sayang serta cinta yang diberikan sang suami kepada istrinya adalah salah satu bentuk kasih saying dan cinta Allah kepada sang istri. Maka berbuat baiklah kepada suami atas nama Allah, karena Allah selalu tahu apa yang terbaik  bagi keduanya. Sungguh wajar jika wanita sebagai manusia ingin dicintai oleh seseorang yang dicintainya, terlebih oleh suaminya. Namun disaat perasaan itu tak bisa dirasakan dan ditunjukkan oleh suami, hendaknya istri bersabar dan beristighfar. Dengan mengingat bahwa segala kebahagiaan dan kesenangan yang dirasakan bersama suami adalah pemberian dan atas kehendak Allah. Jangan terburu-buru untuk menyalahkan suami atas sikapnya yang kurang berkenan dihati istri, adakalanya ada suatu hal yang belum diketahui sehingga baiknya jangan dulu berprasangka.

Disaat kita berbuat baik kepada seseorang, jangan berharap kebaikan tersebut akan dibalas oleh orang yang sama. Karena Allah punya banyak cara untuk membalas segala yang kita lakukan. Niatkan yang terbaik hanya atas nama Allah. Dengan mengingat Allah, hati pun menjadi tenang, dan masalah akan terasa ringan dan tak menjadi beban. InsyaAllah…  :) -LN

wallahu a'lam..

Bandung, 17 Mei 2012 

Selasa, 15 Mei 2012

Doa untuk Dirinya dan Diriku


Aku berdoa untuk seorang Pria yang akan menjadi bagian dari hidupku
Seorang Pria yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segala sesuatu
Seorang Pria yang akan meletakkan aku pada posisi kedua dihatinya setelah Engkau
Seorang Pria yang hidupnya bukan untuk dirinya sendiri tapi untuk-Mu
Seorang Pria yang mempunyai hati sungguh mencintai dan haus akan Engkau dan memiliki keinginan untuk menauladani sifat-sifat agung-Mu
Seorang Pria yang mengetahui bagi siapa dan untuk apa hidupnya, sehingga hidupnya tidak sia-sia
Seorang Pria yang mempunyai hati yang bijak bukan hanya sekedar otak yang cerdas


Seorang Pria yang tidak hanya mencintaiku tapi juga menghormatiku
Seorang Pria yang tidak hanya memujaku tapi juga menasehatiku ketika aku berbuat salah
Seorang Priia yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tapi karena hatiku
Seorang Pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi
Seorang Pria yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika disebelahnya
Seorang Pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
Seorang Pria yang membutuhkan do'aku untuk kehidupannya
Seorang Pria yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya
Seorang Pria yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna


Dan aku juga meminta..
Buatlah aku menjadi seorang wanita yang membuat Pria itu bangga
Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintai-Mu sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-Mu, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku
Berikan sifat-Mu yang lebut sehingga kecantikanku datang dari-Mu, bukan dari luar diriku
Berikan aku tangan-Mu sehingga aku selalu berdoa untuknya
Berikanah aku penglihatan-Mu sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk saja
Berikanlah aku mulut-Mu yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaan-Mu dan pemberi semangat sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari, dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi


Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan'
"Betapa besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku seorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna".


Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segaa sesuatunya indah pada waktu yang engkau tentukan.

#anonim 

Akan Ada Hari Dimana ..


Akan ada hari di mana Allah menjadi saksi saat kau lingkarkan ikatan suci Mitsaqan Ghalidza di jariku yang kau pilih..

Akan ada hari di mana kulingkarkan pula sumpah setia di jarimu yang kupilih sebagai imamku, yang Surga Nya tak bisa kumasuki tanpa ridho darimu..

Akan ada hari di mana kugelar sajadahku dan sajadahmu, kita bersujud dalam sepenggal waktu yang sama, dan doa yang terucap darimu ku Amini juga dalam hati 1 shaf di belakangmu..

Akan ada hari di mana selalu kunanti alunan tausyiahmu sebagai pengantar tidurku dan rasa syukur karena Nya telah memberi cinta yang kutujukan padamu..

Akan ada hari di mana kau dengungkan Adzan di balik daun telinga sosok mungil yang kelak mewarisi sebagian parasku dan sebagian tingkahmu..

Akan ada hari di mana keteladananmu akan mengiringi tugasku sebagai madrasah bagi keturunan kita..

Akan ada hari di mana kita akan melihat nisan dan memesan sepetak lahan berdampingan untuk nanti ketika esok tak ada lagi..

Akan ada hari di mana salah satu dari kita menghadap Ilahi , dengan pendamping hidup soleh dan soleha yang setia menemani sampai di akhir perjalanan nanti..


Dan aku akan sabar menanti.
Semoga Allah mengizinkan sakinah bersamamu hadir suatu hari nanti hingga kelak dikumpulkan kembali sampai di Surga Nya nanti..


#anonim

Number One For Me - Maher Zain


I was a foolish small child
Crazy things I used to do
And all the pain I place you through
Mama now I’m here for you
For all the times I made you weep
The days I told you lies
Now it’s time for you to rise
For all the things you sacrificed
Chorus:
Oh, if I could turn back time rewind
If I could make it undone
I swear that I would
I would make it up to you
Mum I’m all grown up now
It’s a groundbreaking new day
I’d like to place a smile on your face every day
Mum I’m all grown up now
And it’s not too late
I’d like to place a smile on your face every day
And now I finally know
Your well-known line
About the day I’d face in time
‘Cause now I’ve got a child of mine
And even though I was so terrible
I’ve learned so much from you
Now I’m trying to do it too
Like my kid the way you do
CHORUS
You know you are the number one for me (x3)
Oh, oh, number one for me
There’s no one in this world that can take your place
Oh, I’m sorry for ever taking you for granted, ooh
I will use every chance I get
To make you smile, whenever I’m around you
Now I will try to like you like you like me
Only God knows how much you mean to me
CHORUS
You know you are the number one for me (x3)
Oh, oh, number one for me

Mawlaya - Maher Zain


Chorus:
Mawlaya salli wa sallim da’iman abadan
‘Ala habibika khayril khalqi kullihimi (x2)
Ya Rabbee salli ‘aleeh (x3)
Salawatu Allahi ‘aleeh
(My Lord send you peace and blessings always and forever
Upon Your beloved, the best of the entire creation (x2)
My Lord send your peace upon him (x3)
May Allah’s salutations be upon him)
All the poetry ever written
Every verse and every line
All the like songs in the world
Every melody and rhyme
If they were combined
They would still be unable to express
What I want to define
When I try to describe my like for you
CHORUS
Every sound and every voice
In every language ever heard
Each drop of ink that has been used
To write every single word
They could never described
Everything I feel in my heart and want to say
And it’s hard to clarify
Why I could never describe my like for you
CHORUS
There’s not a single person
Who can ever match his worth
In character and beauty
To ever walk on earth
I envy every rock and tree
And every grain of sand
That embraced his noble feet
Or that kissed his blessed hands
Ya Rasool Allah
Ya Habiba Allah
Grant us the chance to be with him
We pray to You Allah

Freedom - Maher Zain


Gathered here with my family
…My neighbours and my friends
Standing firm together against oppression holding hands
It doesn’t matter where you’re from
Or if you’re young, ancient, women or man
We’re here for the same reason; we want to take back our land
Oh God thank you
For giving us the strength to hold on
And now we’re here together
Calling you for freedom, freedom
We know you can hear our call ooh
We’re calling for freedom, fighting for freedom
We know you won’t let us fall oh
We know you’re here with us
No more being prisoners in our homes
No more being worried to talk
Our dream is just to be free, just to be free
Now when we’ve taking our first step
Towards a life of complete freedom
We can see our dream getting closer and closer, we’re nearly there
Oh God thank you
For giving us the strength to hold on
And now we’re here together
Calling you for freedom, freedom
We know you can hear our call ooh
We’re calling for freedom, fighting for freedom
We know you won’t let us fall oh
We know you’re here with us
I can feel the pride in the air
And it makes me strong to see everyone
Standing together holding hands in unity
Shouting out load demanding their right for freedom
This is it and we’re not backing of
Oh God we know you hear our call
And we’re calling you for freedom, freedom
We know you can hear our call ooh
We’re calling for freedom, calling for freedom
We know you won’t let us fall oh
We know you’re here with us

Muhammad - Maher Zain


Shoft yama nas munaha t’eesh

El’omr ganbak webardo ma yekaffeesh
Ahla donya ‘andi ma tsaweesh
Illa ma’ak ya Rasool Allah
(I’ve seen so many people whose only wish was to liveTheir whole lives next to you, and still it wouldn’t be enoughThe most enjoyable life is worthless in my eyesUnless it were with you, O Messenger of Allah)
Chorus:
Waheshna ya Rasool Allah
Ya sedna shou’na zad wallah
We mahma tawwel elghiyab
Muhammad, mushta’ ileek wallah
Muhammad, albi ‘aleek salla
(We miss you, O Messenger of AllahO our master! By Allah, our longing for you is overflowingAnd no matter how long our separation lastsMuhammad, by Allah I long for you!Muhammad, my heart sends salutations upon you)
Tal sou’ali, olli ezzay keda?

‘Ash’a ‘yonna hadd mosh shayfah?!
Law ha’ee’ee houwa ghali ‘aleek
Erdheeh fel Gannah tib’a ma’ah
(I’ve questioned for so long, tell me how could this be?!How could we like someone whom our eyes have never seen?!If he is truly dear to youFollow him, and in Paradise you will be with him)

CHORUS
Dana zad fi albi haneen
Wedmou’i malyal ‘een
Tam’an ba’ali sneen
Inni azoorel Mustafa marra (x2)
(For my longing has increased manifold in my heart. And my tears have filled my eyes. For so many years my largest dream has been.To visit the Chosen One even just once)

Jumat, 30 September 2011

seandainya ia tau

seandainya dirinya tahu
diriku tak sedang menunggu yang lain
diriku sungguh tak ingin kehilangan kesempatan itu
diriku sungguh...

mungkin ini baru beberapa saat setelah momen itu
dan bahkan mungkin baru permulaan
belum mencapai klimaksnya
tapi sungguhpun seandainya ia menyadarinya

Ya Allah.. Yaa Rabbi..
kuatkan hati hamba-Mu yang tak berdaya ini
hamba tak ingin goyah Yaa Rabb..
jikalau memang dirinya yang Kau takdirkan untukku
kuatkanlah hati hamba
mungkin hamba terkadang tak memikirkan apa yang dirasakannya
namun hamba wanita Yaa Rabb..
wanita yang senantiasa menanti kedatangan dirinya
untuk segera menghalalkan ikatan kami

Aku berdoa pada-Mu untuk menunjukkan takdirku bagiku
firasatku ini lah jawaban dari-Mu
insyaAllah..
Bahkan telah Kau permudah jalannya kepadaku
aku hanya inginkan satu kali dalam hidupku
hanya satu kali

ku harap dia pun merasakannya

Rabu, 17 Agustus 2011

Di Mana Hati Itu

Yaa Rabbii..
Sungguh hamba tak berdaya kini
Hati hamba tak setegar batu karang di lautan
Yang kian terkikis oleh deburan dan hantaman ombak dengan kerasnya
Bagai kelopak bunga yang gugur lalu terbawa angin entah kemana
Bicara dalam hening pun hamba tak mampu
Kata-kata itu hanya tersimpan dalam kalbu
Tak mampu untuk beranjak membawa hampa
Entah apa yang mengiring hamba ke jalan ini
Hamba mengerti jiwa ini harus terus bertahan
Hati ini harus tetap tegar
Raga ini pun harus tetap berdiri kokoh

Yaa Rabbii..
Sungguh tak ada yang lain yang dapat kuandalkan
Sungguh tak ada yang lain yang dapat menentramkan jiwa ini
Sungguh tak ada yang hamba butuhkan kecuali Engkau
Sungguh, Engkau lah segalanya
Kau tahu yang terbaik untuk hamba-hamba-Mu
Bahkan dalam keadaan seperti ini
Hanya Kau yang setia menerima segala masalah  yang hamba adukan pada-Mu

Hamba tahu, hamba sadar
Sedari dulu hingga detik ini
Hamba bukanlah hamba yang sempurna bagi-Mu
Bahkan isi hati dan pikiranku pun Kau tahu itu

Kau mengerti apa yang hamba inginkan
Dan Kau pun lebih mengetahui apa yang hamba butuhkan
Yaa Allah..
Tunjukkanlah jalan-Mu pada hamba
Jalan yang harus hamba lalui agar mendapatkan hati itu
Apapun akan hamba lakukan, InsyaAllah

Atas nama-Mu , Yaa Allah
Berikan hati yang terbaik bagi hamba
Dan berikan jalan yang dapat mengajari hati ini agar menjadi hati yang terbaik pula baginya

"... dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)." (Q.S An-Nuur : 26)

Aamiin..

Bandung, 17 Ramadhan 1432 H

Senin, 09 Mei 2011

Cara NII Merekrut Anggotanya

JAKARTA, KOMPAS.com — Gerakan Negara Islam Indonesia kembali menjadi perbincangan setelah sejumlah orang ditemukan hilang kesadaran. Mereka ditengarai “dicuci” otaknya untuk diindoktrinasi sebuah keyakinan tertentu. Para aktivis NII bergerak mencari korban di kampus-kampus.

Saya pernah didekati aktivis NII dan pernah bertemu dengan seseorang yang dianggap sebagai Kepala Negara Islam Indonesia. Untung, saya masih bisa berpikir rasional dan lari dari perangkap mereka.
Peristiwa ini terjadi pada tahun 2006, sesaat sebelum saya resmi menjadi mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di kawasan Depok, Jawa Barat. Saya bertemu dengan salah seorang dari mereka di sebuah toko buku. 

Ia menegur saya, mengajak berbincang dan kemudian meminta saya menjadi responden dari sebuah penelitian tentang mahasiswa baru yang menurutnya sedang ia lakukan. Dewi, demikian ia memperkenalkan diri, mengaku sebagai mahasiswi dari kampus yang hendak saya masuki. Kami bertukar nomor telepon dan janjian bertemu lagi keesokan harinya.

Besoknya, kami kembali bertemu di sebuah tempat makan di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Depok. Awalnya, Dewi memperlakukan saya layaknya responden penelitian. Ia menanyakan sejumlah pertanyaan sesuai kuesioner.

Setelah pertanyaan kuesioner habis, Dewi membuka pembicaraan tentang hal lain. Ia bercerita tentang seorang kawannya yang mengikuti seminar agama di Malaysia. Kepada Dewi, temannya itu bercerita, seminar tersebut membahas seputar penerjemahan kitab suci Al Quran. Berdasarkan cerita temannya, tutur Dewi, kaum Islam akan kembali bangkit pada suatu hari. Kebangkitan Islam dimulai dari sebuah negara yang dilintasi garis khatulistiwa. Negara itu, kata Dewi, adalah Indonesia.

Cerita yang menarik. Dewi membangkitkan rasa penasaran saya. Ia pun menempatkan diri sebagai orang yang penasaran juga. Jadilah kami sepakat untuk bersama-sama menemui temannya itu.

Dua hari kemudian, kami kembali bertemu di tempat yang sama. Kali ini, selain Dewi, ada dua orang lain yang hadir, seorang lelaki dan perempuan. Keduanya masih muda, terlihat seperti mahasiswa juga. Yang lelaki adalah teman Dewi yang diceritakan pernah ikut seminar di Malaysia. Sementara, yang perempuan, menurut Dewi adalah sama seperti saya, salah seorang respondennya. Obrolan dimulai. Si lelaki yang saya lupa namanya itu bercerita dengan membuka-buka Al Quran lengkap dengan terjemahannya. Awalnya, ia menceritakan kebangkitan Islam seperti yang dituturkan Dewi dengan merujuk ayat-ayat Al Quran. Ujungya, ia bercerita tentang konsep hijrah.

Dengan menggunakan penggalan ayat-ayat Al Quran, ia menjelaskan konsep hijrah. Seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad, katanya, hijrah itu diperlukan untuk mengubah nasib menjadi lebih baik.

Lalu, bagaimana caranya hijrah di zaman sekarang? Dengan gaya lugas dan meyakinkan, lelaki itu melanjutkan, hijrah dapat dilakukan dengan berpindah negara. Dari negara Republik Indonesia ke Negara Islam Indonesia.

Jujur, saya makin penasaran dengan penjelasannya itu. Apalagi saat si lelaki itu bercerita bahwa NII itu berada di dalam NKRI. Namun, ideologi negara itu, katanya, bukan Pancasila. Jika ingin hijrah, maka harus berpindah ideologi dari Pancasila ke ideologi Islam.

Saya sempat memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan. "Kalau begitu, hijrah ini gerakan ekstrem kanan, dong? Berusaha mengubah ideologi? Bagaimana bisa di dalam suatu negara ada negara lain? Seperti apa negaranya? Bagaiamana warganya? Enggak masuk akal."

Lelaki itu menjawab, "Ibaratnya goa yang gelap, jika ingin melihat apa yang ada di dalam goa, maka Anda harus masuk dulu ke dalam goa."

Dalam pertemuan itu, tak habis-habis pertanyaan saya ungkapkan kepadanya. Lelaki itu pun memutuskan untuk mengajak saya bertemu langsung dengan Kepala Negara Islam Indonesia. Kepala negara tersebut, kata dia, akan menjelaskan lebih jauh tentang konsep hijrah. 

Saya Bertemu Kepala Negara Islam Indonesia

Kelompok Negara Islam Indonesia (NII) memiliki sejumlah kepala negara. Para kepala negara itulah yang berwenang membaiat calon anggota baru.

Anggota NII harus berganti nama menjadi nama Islam.
 
Seperti yang saya tuturkan sebelumnya , seorang anggota NII laki-laki mengajak saya bertemu dengan kepala negara NII yang akan menjelaskan lebih jauh konsep hijrah dan cara bergabung menjadi anggota. Ia meminta saya datang ke sebuah rumah kontrakan di bilangan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, tidak jauh dari Pasar Pondok Labu.

Didampingi Dewi, saya kemudian memutuskan untuk mendatangi rumah kontrakan yang dimaksud. Meskipun takut, saya memberanikan diri untuk datang. Saya penasaran ingin melihat sosok kepala negara yang katanya ada di Indonesia, selain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Esok harinya, saya dan Dewi pergi ke rumah kontrakan tersebut. Teman perempuan Dewi tidak jadi ikut karena ada acara lain. Dewi, yang kesan saya berlaku sok lugu, seolah tidak tahu apa-apa dan seolah-olah sama posisinya dengan saya, menuntun saya ke sana.

Berdasarkan arahan si teman lelakinya, akhirnya kami tiba di sebuah kontrakan. Rumah tersebut tidak terlalu luas. Berupa petakan yang berjajar dan berimpit dengan rumah kontrakan lainnya. Terdapat ruang tamu, dua ruang berupa kamar, kamar mandi, dan dapur di rumah kontrakan itu. Sesampainya di sana, kami diterima oleh si teman lelaki Dewi.

Seperti tamu pada umumnya, kami disuguhi minuman. Namun, saking curiganya, saya enggan meminum atau memakan apa pun yang disuguhkan. Selang beberapa menit, lelaki teman Dewi itu mengajak kami masuk ke sebuah kamar untuk bertemu kepala negara. Namun, saya dan Dewi dipisahkan. "Harus sendiri-sendiri," kata lelaki itu.

Kemudian lelaki itu mengantar saya lebih dulu ke kamar. Sementara Dewi tetap duduk di ruang tamu menunggu giliran diantar ke kamar lain untuk bertemu kepala negara lainnya. Saya dan lelaki itu tiba di sebuah kamar yang juga tidak terlalu luas. Hanya ada sebuah meja, dua buah kursi, dan sebuah kipas angin di sana. Juga ada setumpuk buku dan Al Quran di atas meja.

Karena takut terjadi apa-apa, saya meminta lelaki itu menyerahkan kunci kamar pada saya. Kemudian dikabulkan, kunci kamar saya pegang. Lelaki itu kemudian menjelaskan aturan main bertemu kepala negara. Ia berpesan, saya tidak boleh menoleh ke belakang saat kepala negara mengetuk pintu kamar. Saya harus berdiri saat mendengar pintu diketuk sampai sang kepala negara duduk di hadapan saya. "Baiklah," saya sanggupi.

Mengganti nama  
Kemudian lelaki itu mengeluarkan sebuah buku nama-nama Islam. Ia meminta saya memilih sebuah nama. Menurut dia, anggota NII harus berganti nama menjadi nama Islam. Setelah cukup lama mencari nama, akhirnya saya memilih Faizah sebagai nama depan, sedangkan nama belakangnya saya lupa.
Selesai pemilihan nama, lelaki itu mendata identitas saya. Ia menanyakan nama orangtua, silsilah keluarga, penghasilan orangtua, profesi orangtua dan saudara, termasuk profesi paman, bibi, dan lainnya.

Selesai pendataan, kami kembali berbincang sejenak menunggu sang kepala negara tiba. Untuk memastikan kedatangan sang kepala negara, lelaki itu keluar ruangan. Dan tidak lama kembali masuk ruang kamar lalu menyampaikan pada saya bahwa kepala negara telah siap. Kemudian ia keluar ruangan dan menutup pintu.

Saya seorang diri di kamar, menunggu sang kepala negara mengetuk pintu. Tak lama, terdengar suara ketukan pintu. Tanpa menoleh, saya berdiri, menyambut kedatangan sang kepala negara. Kemudian tampak di hadapan saya seorang lelaki muda sekitar 30 tahun mengenakan safari, berdasi, dan memakai peci hitam. Sekilas penampilannya tampak seperti mantan Presiden Soekarno. Lelaki yang berkulit agak gelap dan bermata sayu itu adalah sang kepala negara.

Ia memulai pembicaraan dengan menyakan nama. Ia meminta saya menjawab dengan nama Islam yang telah saya pilih. "Faizah," kata saya yang kemudian dicatatnya di sebuah kertas. Identitas diri saya beserta keluarga ditanyakannya kembali.

Sang kepala negara itu juga bertanya apakah saya memiliki saudara polisi atau tidak. "Tidak," jawab saya.
Sosok kepala negara itu berbeda dengan lelaki yang mengantar saya sebelumnya. Ia terkesan lebih matang, berwibawa, tidak banyak bicara, dan apa yang dikatakannya seolah sulit terbantahkan.

Saat pertemuan dengan kepala negara itu, saya kembali mempertanyakan konsep negara di dalam negara. Ia menjelaskan, mereka (NII) telah membangun negara yang lengkap dengan kepala negara, warga negara, dan wilayah negara. Sumber pendapatan negara, katanya, berasal dari pertanian, kehutanan, perkebunan, dan industri yang dikelola warga negara.

Menurutnya, NII memiliki sekian hektar hutan jati emas, kebun sayuran organik, dan lainnya. Ia juga bercerita sejumlah artis Ibu Kota telah bergabung sebagai warga negara. Kemudian ia menyebutkan salah satu nama penyanyi terkenal. Sampai saat itu, saya masih merasa bahwa konsep negara dalam negara seperti yang disampaikannya tidak masuk akal. "Ini ilegal" kata saya dalam hati.

Saya terus mengajukan pertanyaan demi pertanyaan. Berlangsung tanya jawab selama berjam-jam. Hingga akhirnya sang kepala negara tampak lelah meladeni saya. Ia kemudian menanyakan kesediaan saya untuk bergabung.

Penjelasan yang diajukan kepala negara mengenai konsep negara dalam negara membuat saya bingung. Tak ada satu pun penjelasan yang meyakinkan. Saya terus mengajukan pertanyaan demi pertanyaan. Diskusi saya dan kepala negara itu berlangsung berjam-jam. Kepala negara itu tampak lelah meladeni kebawelan saya. Ia lantas menanyakan kesediaan saya untuk bergabung.
 
Mereka menilai, orang-orang selain anggota NII adalah kafir, sehingga tidak jadi masalah jika harta mereka dirampas.

Ia menjelaskan, sebelum bergabung, seorang calon warga negara harus memberikan sumbangan dana kepada negara. Seingat saya, jumlahnya mencapai Rp 2 juta. Namun, saat saya katakan bahwa saya tidak punya uang sejumlah itu, dia menurunkan harga. Bahkan boleh dicicil beberapa kali dalam jangka waktu tiga bulan.
Tetap saja saya enggan dan mengaku tidak punya uang. "Uang dari mana? Saya kan mahasiswa, belum kerja juga," kata saya.

Lantas ia mulai menjelaskan dengan dalil-dali Al Quran yang diinterpretasikannya berbeda tentang mengambil harta orang lain. Ia bilang, ambillah harta dari orangtuamu, saudaramu, orang dekatmu, atau orang lain.

Rupanya mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang yang akan diberikan kepada negara. Mereka menilai, orang-orang selain anggota NII adalah kafir sehingga tidak jadi masalah jika harta mereka dirampas. Mendengar adanya iuran, saya makin yakin bahwa ajakan NII ini tidak beres.

Oh, ternyata ujung-ujungnya uang toh, batin saya. Saya berpikir jangan-jangan ini adalah modus baru kejahatan penipuan. Akhirnya, ketika sang kepala negara kembali menanyakan niat bergabung atau tidak, saya menjawab tidak. "Kalau ujung-ujungnya uang, saya enggak mau. Dan, aneh ada negara di dalam negara," kata saya.

Akhirnya sang kepala negara itu menyudahi diskusi kami. Ia beranjak ke luar ruangan. Setelah itu, teman lelaki Dewi yang mengantar saya ke ruangan, masuk kamar, mengantarkan saya kembali ke ruang tamu. Di ruang tamu, Dewi sudah menunggu. Ia mengaku diajak bicara dengan kepala negara lain di kamar yang satunya.

Di ruang tamu, teman lelaki Dewi kembali bertanya, "Bagaimana? Sudah paham?". Saya jawab akan pikir-pikir. "Habis ujung-ujungnya uang," kata saya.

Kemudian kami dipersilakan pulang. Di perjalanan pulang, Dewi juga bercerita bahwa ia merasa ragu dengan adanya iuran yang diwajibkan. Namun, kata Dewi, teman lelakinya itu kembali mengajak dia dan saya untuk mengikuti pertemuan akbar di Balairung UI, Depok, beberapa hari kemudian. Saya tidak merespons positif ajakan itu. Cukup sampai di sini saya mengikuti rasa penasaran ini.

Sesampainya di rumah, saya menceritakan pertemuan itu kepada orangtua dan kawan-kawan saya. Sejumlah teman mengatakan kepada saya bahwa itu adalah gerakan NII yang biasa merekrut mahasiswa di kampus-kampus. Teman-teman saya menyarankan untuk melaporkan ke polisi.

Besoknya, Dewi menelpon saya. Ia kembali mengajak saya mengikuti pertemuan di Balairung. Saya beralasan dilarang oleh orangtua. Dia tak menyerah. Bahkan, dia bersedia mendatangi rumah saya, meminta izin kepada orangtua saya agar memperbolehkan saya ikut pertemuan. Ajakannya itu saya tolak. Saya malah menyampaikan rencana saya untuk melaporkan NII ke polisi kepada Dewi.

Dewi hanya "iya-iya saja". Setelah itu, Dewi tidak lagi menghubungi saya. Aneh memang, padahal sebelumnya ia membujuk saya untuk ikut pertemuan di Balairung UI. Nomor teleponnya kemudian tidak dapat dihubungi.  

http://nasional.kompas.com/

Minggu, 17 April 2011

Ridhomu, Cita-Citaku

mungkin ini tak ada artinya bagimu
dan mungkin juga kau tak tahu apa yang telah ku perbuat
namun yang pasti
yang kulakukan ini telah menyakiti diriku sendiri
rasa kehilangan
yang pada kenyataannya aku lah yang menyebabkan perasaan kehilangan itu muncul
ya, seperti biasa
aku selalu begini
entah bertindak ceroboh yang terlalu terbawa emosi atau  entah apa
namun aku yakin ini benar
ini terjadi juga atas Ridho-Nya

aku yakin inilah yang terbaik bagiku
mungkin ini adalah saatnya aku untuk berubah

di saat naluriku sebagai wanita dewasa terasa begitu menyayat hati dan menggetarkan jiwa
mengirimkan sinyal ke hipotalamus di otakku untuk mengeluarkan releasing hormon
lalu menstimulus pergerakan aktin dan miosin di otot jemariku
hingga aku mampu menuliskan semua yang ku rasa dan ku citakan
walau tak bisa ku limpahkan semua karena tak semua yang ku rasa bisa diungkapkan dengan tulisan
hingga beginilah jadinya

aku ingin mengubah perasaanku
aku ingin mengubah pikiranku
aku ingin mengubah perhatianku
aku ingin mengubah fokusku
aku ingin mengubah hatiku
aku ingin menjadi lebih baik
aku ingin mendapatkan yang terbaik
aku ingin menjadi yang terbaik bagi-Nya
aku ingin melimpahkan yang terbaik bagi-Nya dan juga bagimu
aku ingin memberikan yang terbaik untukmu
aku ingin memberikan hati yang suci untukmu
aku tak ingin ada satupun yang menodainya sebelum engkau
aku ingin menjadi yang engkau banggakan dan engkau sayangi
aku ingin kau bersyukur atas diriku di sisimu
aku ingin mempersiapkan semua yang terbaik hanya untukmu di dunia ini
aku ingin menjadi bidadari hatimu

dan tahukah dirimu
aku selalu berdoa untuk bisa bertemu denganmu
aku selalu ingin agar kau segera halal bagiku
aku selalu berdoa agar kau lah yang terbaik bagiku
semua doa dan harapan itu mengiris hatiku
hatiku sakit mengingat itu
hingga bibirku tak sanggup lagi menguntai kata dan doa
hingga jariku tak sanggup lagi mengetikkan setiap hurufnya
hingga mataku tak sanggup lagi melihat dengan jelas apa yang aku tuliskan karena airmata di pelupuk mata
bertanya dimanakah dirimu?
apa yang sedang kau lakukan saat ini?
apa sama perjuanganmu untuk menemukanku?

aku tahu Allah akan mempertemukan kita di saat yang tepat
aku sangat yakin akan hal itu

aku ingin mencintaimu sepenuh hati
aku akan melakukan apa yang membuat hatimu senang
aku akan memberikan apa yang yang membuat jiwamu tenang
aku akan melakukan yang terbaik agar mendapat ridhomu

aku ingin mendapat RIDHO mu, suamiku..
karena ridhomu adalah ridho-Nya..

Bandung, 13 Jumadil Awwal 1432 H

Rabu, 13 April 2011

disini ada dua sisi
dimana diantara keduanya ada penyekat semipermiabel
tak jarang keduanya bisa saling memengaruhi
bisa jadi interferensi mereka bersifat destruktif
yang bisa saling meniadakan sehingga hati pun tak memilih diantara keduanya
bisa juga mereka menghasilkan interferensi konstruktif yang bisa menguatkan hati
keduanya berperan penting dalam hidup ini

aku selalu merasakan keduanya berlomba untuk dapat menarik perhatianku
yang satu menjerumuskan
yang satu lagi bisa menolong dan membuat hati tenang
sungguh benar adanya

ketika salah satu diantara keduanya memiliki frekuensi yang lebih besar
energi untuk memengaruhi pun semakin besar
memengaruhi dunia
memengaruhi hati
yang menyebabkan dilema dalam jiwa
namun kalbu selalu memberikan jalan keluarnya

seperti halnya saluran Eustachius yang menyeimbangkan tekanan pada telinga tengah dengan lingkungan luarnya
seperti kalbu yang meluruskan niat dan membuka pikiran agar langkah tetap pada jalur-Nya

Bandung, 9 Jumadil Awwal 1432 H

Selasa, 12 April 2011

Lillaahita'ala

sungguhpun jika engkau ada di sini, itu tak akan pernah mengubah keyakinanku untuk terus berjuang
menatap indahnya langit surga yang telah dijanjikan-Nya untuk orang - orang yang memegang teguh agama Allah
sungguh, raga dan cintamu tak akan pernah menandingi dan menggantikan keberadaan-Nya di jiwaku
dan hati tak akan gentar meski kau takkan pernah mengakuiku
benar begitu

sehingga kau pun bebas pergi sesuka hatimu
aku tak butuhkan dirimu
sungguh
kau hanya sebongkah es yang telah mencair dan takkan lagi mengaburkan pandanganku
kau hanya sebuah perantara yang ditakdirkan-Nya agar membuatku sadar akan hakikat hidup dan hati ini
sadar tentang apa yang harus kulakukan
sadar akan makna semua yang ku miliki selama ini
mungkin kau telah mengusik semuanya
dan kau telah menghancurkan sebagian daripadanya
namun kau tak akan pernah sanggup menghancurkan batas pertahananku
suatu batas yang sangat kokoh
yang hanya akan berpaling atas kehendak-Nya
namun sayang
hatiku pun menolak untuk berpaling dari-Nya
maka ingatlah satu hal
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sedangakn kaum itu tidak pernah berusaha untuk mengubah nasibnya sendiri

hidup ini perlu keberanian hati, sayang
perlu keberanian untuk mengatakan tidak secara tegas
butuh jiwa yang tenang oleh-Nya
maka tak usahlah khawatir akan menderita di bumi fana ini
Allah sudah mengatur segalanya
baik rezeki, jodoh, maupun mati
tugas kita satu
beribadah hanya kepada-Nya
luruskan niat hanya karena-Nya
Lillaahita'ala

Bandung, 9 jumadil awwal 1432

Sabtu, 09 April 2011

Cukuplah Allah di Sisiku

Ketika hati hanya bisa merasa
ketika raga tak mampu lagi menahan dan menolak
Ketika pikiran hanya bisa bertanya apa yang terjadi
Ketika jiwa hanya bisa pasrah menikmati yang dihadapi
Kehancuran, Kegelisahan, Kealpaan, Kehilafan, Kehampaan

Semuanya tak dapat berkutik
Kecuali satu
Hati nurani ini, Kalbuku
Yang senantiasa mengalihkan semua persoalan menjadi lebur di hempaskan satu hal yang sangat kuat
Iman
Keyakinan yang terus dapat menguatkan jiwa raga
Begitu beratpun masalah yang ku hadapi
Yang mungkin sempatku ku terjatuh karenanya
Namun ku dapat berdiri lagi
Berdiri dengan lebih tegar
Ku tahu, ombak masalah itu kerap kali datang tanpa disangka
Ku tahu, aku akan menahan itu sekuat mungkin
Bak batu karang yang terus dihantam, namun tiada gentar untuk bertahan dan melawan

Tak perlu lah orang lain tahu
Biar ku pendam sendiri saja
Cukup Allah sebagai penolongku
Hanya Dialah yang bisa menenangkan aku
Hanya Dia mengerti dan memahami apa yang ku butuhkan
Hanya Dia yang mampu menyayangiku seutuhnya
Karena Dia adalah Rabb ku
Penciptaku
Ku yakin Dia akan selalu memberikan yang terbaik bagiku
Aku yakin

Bandung, 6 Jumadil Awwal 1432
09.16 wib