eramuslim - 'Sebelum kita makan, cuci tangan dahulu, jagalah kebersihan agar
sehat selalu. Banyak-banyak makan jangan ada sisa, ayo kita makan bersama...'
Petikan lagu yang biasa dinyanyikan siswa taman kanak-kanak ketika hendak mulai
memakan makanan mereka yang dibawa dari rumah mengisyaratkan bahwa cuci
tangan itu menjaga kebersihan dan supaya badan sehat selalu.
Kendati cuci tangan bukanlah suatu pekerjaan yang sulit, namun tidak semua
orang mau melakukannya. Bahkan, malah sebagian orang menganggapnya
sebagai hal yang tidak penting dalam pemeliharaan kesehatan.
Sebuah survey yang dilakukan Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS) terhadap 1.800
responden di Lampung, Makassar dan Bandung Agustus 2004, masyarakat lebih
banyak menghubungkan kebiasaan itu dengan kebersihan secara harfiah jika
dibandingkan dengan pemeliharaan kesehatan pribadi.
Pengertian bersih pun hanya sebatas tidak terlihat kotor dan tidak berbau busuk
sehingga mereka hanya mencuci tangan dengan sabun kalau air sudah tidak
mampu membersihkannya. Padahal jari-jari tangan, merupakan salah satu jalan
masuknya kuman ke dalam tubuh manusia dan menyebabkan berbagai macam
penyakit, khususnya diare yang menurut data dari World Health Organization (WHO)
membunuh dua juta anak setiap tahun.
Mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi insiden diare sebanyak 42-47
persen, atau sama dengan menyelamatkan satu juta anak di dunia dari diare. Di
samping itu, mencuci tangan dengan sabun merupakan kebiasaan yang
seharusnya ditanamkan sejak dini mengingat anak-anak umumnya lebih rawan
mengalami gangguan kesehatan dibandingkan dengan orang dewasa. Hal itu
perlu dilakukan karena anak-anak adalah pondasi bagi pembangunan kesehatan
masyarakat pada masa mendatang.
Seperti kata pepatah, "memindahkan gunung lebih mudah dari pada mengubah
perilaku seseorang", demikian pula dengan kebiasaan berperilaku hidup sehat.
Akan lebih mudah mulai menanamkan kebiasaan ini pada anak dibandingkan
mengubah perilaku orang dewasa. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun
adalah bagian dari perilaku hidup sehat yang merupakan salah satu dari tiga pilar
pembangunan di kesehatan yakni perilaku hidup sehat, penciptaan lingkungan
yang sehat serta penyediaan layanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat.
Perilaku hidup sehat yang sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun pun
menurut dia merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pemeliharaan kesehatan pribadi dan pentingnya berperilaku
hidup bersih dan sehat. Ia juga berharap kampanye mencuci tangan dengan
sabun sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk memasyarakatkan
perilaku hidup sehat, karena untuk membuat sesuatu yang besar kadang "kita"
memang harus memulainya dari hal-hal kecil. Tidak salah memang jika para ibu
selalu meminta agar selalu membersihkan tangan, makanan sayuran dan tidur
dengan teratur. Menurut sejumlah dokter dan ahli nutrisi kebiasaan baik itu bisa
menghindarkan seseorang dari penyakit flu. Menurut Dr R Michael Gallagher,
kebiasaan itu setidaknya bisa menjadi hal yang terbaik untuk kesehatan seseorang.
Ia menjelaskan bahwa kebiasaan untuk hidup sehat, diet yang seimbang serta
istirahat yang cukup merupakan sebuah hal yang mampu menjaga kesehatan
seseorang untuk terkena flu. Menyebarnya flu burung memang telah membuat
sejumlah pihak kembali berusaha menerapkan kebiasaan hidup yang sehat.
Karena sejauh ini flu burung itu belum bisa diobati dan telah menyebabkan
kematian di sejumlah negara.
"Menjaga kebiasaan sehat mungkin akan menjadi hal yang terbaik bagi anda
sendiri," tegas ahli fisik dari University of Medicine and Dentistry of New Jersey's
School of Osteopathic Medicine ini. Dr Gallagher juga memperkirakan bahwa
orang yang bekerja terlalu keras dan kurang melakukan keseimbangan nutrisi
merupakan mereka yang akan terkena lebih besar terkena flu.
Selain tidur cukup (7-8 jam sehari), menjaga stress merupakan sesuatu yang penting
juga diperhatikan. "Karena terlalu banyak stress bisa merusak sistem kekebalan
tubuh," jelasnya.
"Apa yang anda lakukan dalam kebiasaan sehat itu merupakan upaya untuk
memutus transmisi flu dan kebiasan itu biasanya telah disampaikan oleh ibu kita
sejak kecil," tambah Dr. Mitchell Cohen.
Ahli dari the federal Centers for Disease Control and Prevention (CDC) ini
menambahkan bahwa mengurangi sentuhan tangan ke mata, hidung atau mulit
juga bisa menjadi sesuatu yang penting untuk terhindar dari flu. Karena jika tangan
tidak bersih sentuhan itu bisa membawa infeksi yang tidak lain adalah flu. Sebuah
virus bisa bertahan hidup selama lima jam sejak ia menjangkiti dari sentuhan.
Dr Ron Davis dari American Medical Association merasa yakin sanitasi yang baik
merupakan sesuatu yang bisa menjadi alternatif jika sabun dan air kurang tersedia.
Untuk menjaga kekebalan tubuh, seseorang sebaiknya mengkonsumsi ikan yang
memiliki kandungan vitamin A, C dan E, susu dan buah-buahan.
Para dokter dan ahli nutrisi berharap pesan yang mereka sampaikan setidaknya
bisa membuat orang berhati-hati karena kebanyakan orang sering mengabaikan
setidaknya untuk mencuci tangan. (to/berbagai sumber)
sehat selalu. Banyak-banyak makan jangan ada sisa, ayo kita makan bersama...'
Petikan lagu yang biasa dinyanyikan siswa taman kanak-kanak ketika hendak mulai
memakan makanan mereka yang dibawa dari rumah mengisyaratkan bahwa cuci
tangan itu menjaga kebersihan dan supaya badan sehat selalu.
Kendati cuci tangan bukanlah suatu pekerjaan yang sulit, namun tidak semua
orang mau melakukannya. Bahkan, malah sebagian orang menganggapnya
sebagai hal yang tidak penting dalam pemeliharaan kesehatan.
Sebuah survey yang dilakukan Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS) terhadap 1.800
responden di Lampung, Makassar dan Bandung Agustus 2004, masyarakat lebih
banyak menghubungkan kebiasaan itu dengan kebersihan secara harfiah jika
dibandingkan dengan pemeliharaan kesehatan pribadi.
Pengertian bersih pun hanya sebatas tidak terlihat kotor dan tidak berbau busuk
sehingga mereka hanya mencuci tangan dengan sabun kalau air sudah tidak
mampu membersihkannya. Padahal jari-jari tangan, merupakan salah satu jalan
masuknya kuman ke dalam tubuh manusia dan menyebabkan berbagai macam
penyakit, khususnya diare yang menurut data dari World Health Organization (WHO)
membunuh dua juta anak setiap tahun.
Mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi insiden diare sebanyak 42-47
persen, atau sama dengan menyelamatkan satu juta anak di dunia dari diare. Di
samping itu, mencuci tangan dengan sabun merupakan kebiasaan yang
seharusnya ditanamkan sejak dini mengingat anak-anak umumnya lebih rawan
mengalami gangguan kesehatan dibandingkan dengan orang dewasa. Hal itu
perlu dilakukan karena anak-anak adalah pondasi bagi pembangunan kesehatan
masyarakat pada masa mendatang.
Seperti kata pepatah, "memindahkan gunung lebih mudah dari pada mengubah
perilaku seseorang", demikian pula dengan kebiasaan berperilaku hidup sehat.
Akan lebih mudah mulai menanamkan kebiasaan ini pada anak dibandingkan
mengubah perilaku orang dewasa. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun
adalah bagian dari perilaku hidup sehat yang merupakan salah satu dari tiga pilar
pembangunan di kesehatan yakni perilaku hidup sehat, penciptaan lingkungan
yang sehat serta penyediaan layanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat.
Perilaku hidup sehat yang sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun pun
menurut dia merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pemeliharaan kesehatan pribadi dan pentingnya berperilaku
hidup bersih dan sehat. Ia juga berharap kampanye mencuci tangan dengan
sabun sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk memasyarakatkan
perilaku hidup sehat, karena untuk membuat sesuatu yang besar kadang "kita"
memang harus memulainya dari hal-hal kecil. Tidak salah memang jika para ibu
selalu meminta agar selalu membersihkan tangan, makanan sayuran dan tidur
dengan teratur. Menurut sejumlah dokter dan ahli nutrisi kebiasaan baik itu bisa
menghindarkan seseorang dari penyakit flu. Menurut Dr R Michael Gallagher,
kebiasaan itu setidaknya bisa menjadi hal yang terbaik untuk kesehatan seseorang.
Ia menjelaskan bahwa kebiasaan untuk hidup sehat, diet yang seimbang serta
istirahat yang cukup merupakan sebuah hal yang mampu menjaga kesehatan
seseorang untuk terkena flu. Menyebarnya flu burung memang telah membuat
sejumlah pihak kembali berusaha menerapkan kebiasaan hidup yang sehat.
Karena sejauh ini flu burung itu belum bisa diobati dan telah menyebabkan
kematian di sejumlah negara.
"Menjaga kebiasaan sehat mungkin akan menjadi hal yang terbaik bagi anda
sendiri," tegas ahli fisik dari University of Medicine and Dentistry of New Jersey's
School of Osteopathic Medicine ini. Dr Gallagher juga memperkirakan bahwa
orang yang bekerja terlalu keras dan kurang melakukan keseimbangan nutrisi
merupakan mereka yang akan terkena lebih besar terkena flu.
Selain tidur cukup (7-8 jam sehari), menjaga stress merupakan sesuatu yang penting
juga diperhatikan. "Karena terlalu banyak stress bisa merusak sistem kekebalan
tubuh," jelasnya.
"Apa yang anda lakukan dalam kebiasaan sehat itu merupakan upaya untuk
memutus transmisi flu dan kebiasan itu biasanya telah disampaikan oleh ibu kita
sejak kecil," tambah Dr. Mitchell Cohen.
Ahli dari the federal Centers for Disease Control and Prevention (CDC) ini
menambahkan bahwa mengurangi sentuhan tangan ke mata, hidung atau mulit
juga bisa menjadi sesuatu yang penting untuk terhindar dari flu. Karena jika tangan
tidak bersih sentuhan itu bisa membawa infeksi yang tidak lain adalah flu. Sebuah
virus bisa bertahan hidup selama lima jam sejak ia menjangkiti dari sentuhan.
Dr Ron Davis dari American Medical Association merasa yakin sanitasi yang baik
merupakan sesuatu yang bisa menjadi alternatif jika sabun dan air kurang tersedia.
Untuk menjaga kekebalan tubuh, seseorang sebaiknya mengkonsumsi ikan yang
memiliki kandungan vitamin A, C dan E, susu dan buah-buahan.
Para dokter dan ahli nutrisi berharap pesan yang mereka sampaikan setidaknya
bisa membuat orang berhati-hati karena kebanyakan orang sering mengabaikan
setidaknya untuk mencuci tangan. (to/berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar