Bismillaahirrohmaanirrohiim..
Teringat salah satu hadist yang menyatakan bahwa “Cintailah orang yang
kamu cintai sekedarnya. Bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai suatu hari
nanti harus kamu benci. Dan bencilah orangyangkamu benci sekedarnya, bisa jadi
duatu hari nanti di amenjadi orang yangkamu cintai." (HR At-Tirmidzi no 1997 dan
di shahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no 178)
Pada umumnya wanita ingin dimenegrti, diperhatikan, dan di nomorsatukan.
Namun ada kalanya semua itu tidak terwujud, sehingga dapat menimbulkan perasaan
kecewa dan sakit hati. Jika sudah merasa begitu, akan terlintas dipikiran bahwa
dirinya bukanlah siapa-siapa dan tak berarti apa-apa bagi orang lain. Tetapi
dibalik itu semua, ketika dipikirkan dalam kondisi otak jernih, hal itu tidak
cukup masuk akal. Ya, wanita memang menggunakan perasaannya daripada logikanya.
Itu lah sebabnya hati wanita sangat rapuh. Sedikit saja ada hal tidak sesuai
dengan keinginannya, wanita cenderung tersinggung dan merasa kecewa, bahkan
sakit hati.
Seorang istri, memang sepantasnya dapat melayani suaminya atas dasar
cinta yang tulus. Namun ketika sisi manusiawi dan kewanitaannya muncul, cinta
itu bisa berubah menjadi nafsu yang apabila tidak terpuaskan maka aka nada
gejolak dalam hatinya. Ketika seorang istri merasa di nomorduakan dan merasa
tidak dipedulikan, tidak selayaknya istri membangkang pada suami. Mungkin akan
ada perasaan dan keinginan untuk ‘balas
dendam’ dan marah kepada suami. Namun istri sholehah tidak akan berbuat seperti
itu. Istri sholehah akan berpikir lagi, dia akan semakin berbakti pada suaminya
dan semakin baik dalam melayani suaminya hingga sang suami merasa nyaman berada
di sisinya. Dalam kondisi tersebut,
disaat sang istri merasa kurang mendapat perhatian dari sang suami, ada baiknya
jika sang istri mengingat dan berdzikir kepada Allah.
Ingatlah, bahwa kasih sayang serta cinta yang diberikan sang suami
kepada istrinya adalah salah satu bentuk kasih saying dan cinta Allah kepada
sang istri. Maka berbuat baiklah kepada suami atas nama Allah, karena Allah
selalu tahu apa yang terbaik bagi
keduanya. Sungguh wajar jika wanita sebagai manusia ingin dicintai oleh
seseorang yang dicintainya, terlebih oleh suaminya. Namun disaat perasaan itu
tak bisa dirasakan dan ditunjukkan oleh suami, hendaknya istri bersabar dan
beristighfar. Dengan mengingat bahwa segala kebahagiaan dan kesenangan yang
dirasakan bersama suami adalah pemberian dan atas kehendak Allah. Jangan
terburu-buru untuk menyalahkan suami atas sikapnya yang kurang berkenan dihati
istri, adakalanya ada suatu hal yang belum diketahui sehingga baiknya jangan
dulu berprasangka.
Disaat kita berbuat baik kepada seseorang, jangan berharap kebaikan
tersebut akan dibalas oleh orang yang sama. Karena Allah punya banyak cara
untuk membalas segala yang kita lakukan. Niatkan yang terbaik hanya atas nama
Allah. Dengan mengingat Allah, hati pun menjadi tenang, dan masalah akan terasa
ringan dan tak menjadi beban. InsyaAllah… :) -LN
wallahu a'lam..
Bandung, 17 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar