Sifat- Sifat Pria Idaman
Sifat - sifat Bukan Pria Idaman
- Kuat amalan agamanya. Menjaga solat fardhu, kerap berjemaah dan solat pada awal waktu. Auratnya juga sentiasa dipelihara dan memakai pakaian yang sopan. Sifat ini boleh dilihat terutama sewaktu bersukan.
- Akhlaknya baik, iaitu seorang yang nampak tegas, tetapi sebenarnya seorang yang lembut dan mudah bertolak ansur. Pertuturannya juga mesti sopan, melambangkan peribadi dan hatinya yang mulia.
- Tegas mempertahankan maruahnya. Tidak berkunjung ke tempat-tempat yang boleh menjatuhkan kredibilitinya.
- Amanah, tidak mengabaikan tugas yang diberikan dan tidak menyalahgunakan kuasa dan kedudukan.
- Tidak boros, tetapi tidak kedekut. Tahu membelanjakan wang dengan bijaksana.
- Menjaga mata dengan tidak melihat perempuan lain yang lalu lalang ketika sedang bercakap-cakap.
- Pergaulan yang terbatas, tidak mengamalkan cara hidup bebas walaupun dia tahu dirinya mampu berbuat demikian.
- Mempunyai rakan pergaulan yang baik. Rakan pergaulan seseorang itu biasanya sama.
- Bertanggungjawab. Lihatlah dia dengan keluarga dan ibu bapanya.
- Wajah yang tenang, tidak kira semasa bercakap atau membuat kerja atau masa kecemasan.
1. Akidahnya Amburadul.
Di antara ciri pria semacam ini adalah ia punya prinsip bahwa jika cinta ditolak maka dukun pun bertindak. jika sukses dan lancar dalam bisnis, maka ia pun menggunakan jimat-jimat. ingin buka usaha pun ia memakai pelarisan. jika berencana nikah, harus mengitung hari baik terlebih dahulu. yang jadi kegemarannya agar hidup lancar adalah memercayai ramalan bintang agar semakin percaya diri dalam melangkah.
Ibnu Qayyim mengatakan,"Barangsiapa yang hendak meninggikan bangunannya, maka hendaklah dia mengokohkan pondasinya dan memberikan perhatian penuh terhadapnya. Sesungguhnya kadar tinggi bangunan yang bisa dia bangun adalah sebanding dengan kekuatan pondasi yang dia buat. Amalan manusia adalah ibarat bangungan dan pondasinya adalah iman." (Al-Fawaid)
2. Menyia-nyiakan sholat.
Shalat berjamaah bagi seorang pria adalah suatu kewajiban sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran dan berbagai hadits.
Allah subhanahu wa ta'ala menceritakan dalam firman-Nya mengenai shalat khouf (shalat dalam keadaan perang),
"Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan sholat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (sholat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang sholat bersamamu) sujud (telah menyempurnakan seraka'at), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan kedua yang belumsholat , sholatlah mereka denganmu." (Q.S An-Nisa' : 102)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah,seorang lelaki buta datang kepada Rasulullah shallallahu'walaihi wa sallam dan berkata,
"Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki penunjuk jalan yang dapat mendampingi saya untuk mendatangi mesjid." Maka ia meminta keringanan kepada Rasulullah untuk tidak sholat berjamaah dan agar diperbolehkan sholat dirumahnya. Kemudian RAsulullah memberikan keringanan kepadanya. Namun ketika lelaki itu hendak beranjak, rasulullah memanggilnya lagi dan bertanya,"Apakah kamu mendengar adzan?" Ia menjawab,"Ya". Rasulullah bersabda,"Penuhilah seruan (adzan) itu." (HR Muslim)
Orang buta ini tidak dibolehkan sholat dirumah apabila ia mendengar adzan. Hal ini menunjukkan bahwa memenuhi panggilan adzan adalah dengan menghadiri sholat berjamaah. Hal ini ditegaskan kembali dalam hadits Ibnu Ummi Maktum, dia berkata:
"Wahai Rasulullah , di Madinah banyak sekali tanaman dan binatang buas. Nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda,"Apakah kamu mendengar seruan adzan hayya 'alash sholah, hayya 'alal falah? Jika iya, penuhilah seruan adzan tersebut". (HR Abu Daud. yaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
3. Tidak dapat menjaga pandangannya
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat"." (QS An-Nur:30)
Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan,
"Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku." (HR Muslim no 5770)
4. Senang BerKhalwat
Dari Ibnu Abbas, Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,
"Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali bersama mahromnta." (HR Bukhari no 5233)
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,
"Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karen asesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya." (HR Ahmad no 15734. syaikh Syu'aib Al Arbauth mengatakan hadits ini shohih ligoirihi)
5. Tangan Nakal
Yaitu tangan yang menyalami wanita yang tidak halal baginya. Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam pun ketika berbaiat dan kondisi lainnya tidak pernah menyentuh tangan wanita yang tidak halal baginya.
Dari Abdulloh bin 'Amr, "Sesungguhnya Rasulullah tidak pernah berjabat tangan dengan wanita ketika berbaiat." (HR Ahmad dishohihkan oleh Syaikh Salim dalam al Manahi As-Syari'ah)
Dari maimah bintu Ruqoiqoh , dia berkata, "Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya aku tidak pernah menjabat tangan para wanita , hanyalah perkataanku untuk seratus orang wanitan seperti perkataanku untuk satu orang wanita." (HR Tirmidzi, Nasa'i, MAlik, dishohihkan oleh Syaikh Salim Al Hilaliy)
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda,
"Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi , tidak bisa tidak, zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga adalah dengan mendengar. Zna lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hatii adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian." HR Muslim no 6925)
6. Tanpa Arah yang Jelas
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda,
"Seseorang dianggap telah berdosa jika ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya." (HR Muslim no.996)
Seorang pria harus memiliki jalan hidup yang jelas dan tidak boleh ia hidup tanpa arah yang sampai menyia-nyiakan tanggungannya. Ia harus memikirkan cara untuk dapat menafkahi istri dan anak-anaknya dikemudian hari dan sudah mempersiapkan segalanya. Dia pun harus mampu membimbing keluarganya dalam urusan agama karena hidup kita yang sesungguhnya adalah di akhirat kelak.
sumber : http://rumaysho.com
http://soleh.net