Nama: Lulu Nurlaila
NIM : 10410022
Mikrobiologi Umum
1. a. Nama bakteri berasal dari bahasa Yunani
“bacterion” yang berarti batang atau tongkat. Sekarang nama itu dipakai untuk
menyebut sekelompok mikroorganisme bersel satu, tubuhnya bersifat prokariotik, yaitu
tubuhnya terdiri atas sel yang tidak memiliki pembungkus inti. Pada umumnya ukuran tubuh bakteri sangat
kecilsatuan ukuran tubuh bakteri adalah mikrometer atau mikron. Lebar tubuh
umumnya antara 1-2 mikron , sedangkan panjangnya antara 2-5 mikron. Bakteri
berbentukk kokus ada yang berdiameter 0,5 μ, ada pula yang berdiameter sampai
2,5 μ. Sedangkan bakteri yang berbentuk basil ada yang lebarnya 0,2-2 μ.
Pengukuran besar kecilnya bakteri perlu didasarkan pada standar yang sama. Pada
umumnya, bakteri yang berumur 2-6 jam lebih besar daripada bakteri yang umurnya
lebih dari 24 jam. secara garis besar, morfologi bakteri dapat digolongkan ke
dalam kelompok:
-
basil : bakteri yang mempunyai bentuk tongkat
pendek/batang kecil dan silindris. Berdasarkan jumlah koloninya basil dibedakan
lagi menjadi monobasil (basil yang hidup menyendiri atau tidak bergerombol),
diplobasil (koloninya terdiri dari 2 basil), dan streoptobasil (koloni
berbentuk rantai).
-
Kokus : bakteri yang berbentuk bulat seperti bola-bola kecil. Berdasarkan jumlahnya, kokus
dibedakan menjadi monokokus (menyendiri), diplokokus (berdua), streptokokus
(membentuk rantai), stafilokokus (membetuk untaian seperti anggur), sarcina
(mengelompok serupa kubus), dan tetrakokus (koloni terdiri dari 4 kokus).
-
Spiril : bakteri berbentuk bengkok seperti spiral.
Struktur luar
sel bakteri terdiri dari flagel/bulu cambuk, fimbria, kapsula atau lapisan
lendir, dan dinding sel (Gram positif dan Gram negatif).
Susunan dalam
sel bakteri terdiri dari membran sitoplasma (plasmolemma/ lapisan hialin),
protoplasma/plasma sel, inti/nukleus yang berfungsi sebagai pusat pengendalian
sel dan lokasi utama bahan genetik DNA dan RNA, dan organel-organel.Spora
bakteri biasanya berupa endospora. Contoh bakterin penghasil endospora yaitu Bacillus subtilis, Bacillus cereus.
Ragi atau
fermen merupakan zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi biasanya mengandung
mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media biakan bagi mikroorganisme
tersebut. Media biakan ini dapat berbentuk butiran-butiran kecil atau cairan
nutrien. Ragi umumnya digunakan dalam industri makanan untuk membuat nakanan
dan minuman hasil fermentasi seperti
acar, tempe, tape, roti, dan bir. Mikroorganisme yang digunakan di dalam ragi
umumnya terdiri ats berbagai bakteri dan fungi (khamir dan kapang), yaitu Rhizopus sp, Aspergillus sp, Mucor sp,
Amylonyces sp, Endomycopsis sp, Saccharomyces
sp, Hansenula anomala, Lactobacillus sp, Acetobacter sp, dan sebagainya.
Virus adalah
parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat
bereproduksi didalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri. Susunan tubuh virus antara lain kapsid, materi genetik,
kepala, dan ekor yang berfungsi melekatkan tubuh virus pada inang. Virus dapat melakukan replikasi yaitu dengan
tahapan: adsorpsi (penempelan virus pada dinding sel inang), penetrasi pada
inang, eklipase (asam nukleat virus menggunakna asam nukleat bakteri untuk
membentuk bagian-bagian tubuh virus seperti protein, asam nukleat, dan kapsid),
pembentukan virus baru, dan pemecahan sel inang.virus ini dapat menjadi patogen
bagi manusia seperti Human Papilloma Virus, virus cikungunya,
virus ebola, dan sebagainya.
b. prokariot
merupakan bentuk sel organisme yang paling sederhana denagn diameter dari 1-10
μm. Struktur selnya diselimuti membran plasma yang tersusun atas lemak lapis
ganda. Sebagian besar prokariot bersifat uniseluler mer=skipun ada juga
beberapa yang mempunyai bentuk multiseluler denagn sel-sel yang melakukan
fungsi khusus. Prokariot dibagi menjadi subdivisi Eubacteria dan
Archaebacteria. Namun Archae adalah kelompok peralihan antara prokariot dan
eukariot. Dilihat dari struktur selnya, Archae merupakan kelompok prokariot,
tetapi evolusi molekul rRNA-nya memperlihatkan bahwa Archae lebih mendekati
eukariot.contoh prokariot yaitu E. coli.
Eukariot merupakan
organisme dengan sel kompleks, dimana bahan-bahan genetika disusun menjadi
nuklei yang terikat dalam membran. Pada umumnya , sel eukariota memiliki ukuran
yang lebih besar dari prokariot dan memiliki bagian-bagian sub-selular yang
disebut organel dan sitoskeleton yang terdiri dari mikrotubulus, mikrofilamen,
dan filamen antara. DNA eukariot disimpan dalam kumpulan kromosom yang
tersimpan dalam nuklei yang terbungkus membran nuklei. Eukariot melakukan
reproduksi secara aseksual(pembelahan sel secara mitosis) dan seksual.
persamaan
prokariot dan eukariot adalah plasma membran, sitoplasma, kloroplas, dan
mitokondria.
Perbedaannya
yaitu:
Membran inti:
eukariot memiliki membran inti sedangkan prokariot tidak.
DNA: pada eukariot
terdapat intron sedangkan prokariot tidak.
Kromosom :
eukariot memiliki histon, prokariot tidak.
Ukuran :
prokariot lebih kecil daripada eukariot.
Ribosom:
ribosom prokariot lebih kecil dibandingkan eukariot.
Organel:
eukariot memiliki organel bermembran sedangkan prokariot tidak.
c. sel
heterotrof pda awal pembentukanmakhluk hidup merupakan sel anaerobik. Karena
energi yang dihasilkan sangat kecil, organisme berevolusi sehingga dihasilkan
energi yang cukup banyak. Caranya, sel melakukan respirasi secara aerobik
melalui daur krebs. Respirasi aerobik muncul kemudian setelah respirasi
anaerobik. Untuk melakukan respirasi aerobik di perlukan alat khusus yaitu
mesosom. Mesosom ini merupakan pelekukan membran sel kedalam. Di dalam mesosom
terdapat enzim-enzim pernapasan aerobik. Hipotesis ini diungkapkan
berdasarkankenyataan sekarang yakni ada sel bakteri aerobik yang memiliki
mesosom. Jadi yang terbentuk pertama kali adalah sel prokariotik anaerob yang
kemudian berevolusi menjadi sel aerob. Dengan demikian terdapat beberapa macam
sel, yaitu sel prokariot anaerob, sel prokariot aerob, dan sel eukariot
anaerob. Selanjutnya sel eukariotik anaerob “menelan” sel proariotik aerob. Sel
prokariot itu hidup didalam sel eukariot dan melakukan simbiosis mutualisme.
Sebagai sel inang, sel eukariotik mendapat energi dari sel prokariotik,
sedangkan sebagai simbion, sel prokariot mendapatkan asam piruvat dari sel
inang. Simbiosis muutualisme tersebut berlangsung sedemikian eratnya dan dalam
perkembangan selanjutnya sel prokariot tersebut berubah menjadi mitokondria,
yaitu organel penghasil energi yang ada dalam sel. Simbiosis tersebut dinamakan
endosimbiosis.
2. a.
- fase lag
(fse adaptasi) . bakteri akan menyesuaikan diri dengan substrat dan kondisi
lingkungan sekitarnya. Lamanya fase ini bervariasi bergantung adaptasi yang
dilakukan. Sel yang ditumbuhkan pada medium dan lingkungan pertumbuhan yang
sama mungkin tidak memerlukan waktu adaptasi. Tetapi jika nutrien yang tersedia
dan kondisilingkungan yang baru sangatlah berbeda dengan sebelumnya, maka
diperlukan penyesuaian untuk mensintesis enzim-enzim yang dibutuhkan untuk
metabolisme. Selain itu, jumlah sel yang semakin tinggi akan mempercepat proses
adaptasi .
- fase pertumbuhan awal. Setelah mengalami
fase adaptasi, mikroba mulai membelah dengan kecepatan yang masih rendah karena
baru tahap penyesuaian diri.
- fase eksponensial (pertumbuhan
logaritmik). Sel mikroba membelah dengan cepat dan konstan, pertambahan
jumlahnya mengikuti kurva logaritmik. Kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi
oleh medium tempat tumbuhnya seperti pH dan kansdungan nutrien, juga kondisi
lingkungan termasuk suhu dan kelembaban udara. Sel mikroba membutuhkan energi
yang lebih banyak daripada fase lainnya dan paling sensitif terhadap keadaan
lingkungan.
- fase pertumbuhan diperlambat. Hal ini
terjadi karena jumlah substrat sudah berkurang, kemungkinan adanya zat
metabolit yang beracun atau dapat menghambat pertumbuhan jasad renik.
- fase pertumbuhan tetap (statis). Jumlah
poppulasi sel tetap karen jumlah sel yang tumbuh sama dengan jumlah sel yang
mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi lebih kecil-kecil karena sel tetap
membelah meskipun zat-zat nutrisi sudah mulai habis. Karen akekurangan zat
nutrisi, sel kemungkinan mempunyai komposisi berbeda dengan sel yang tumbuh
pada fase logaritmik. Sel-sel menjadi lebih tahan terhadap keadaan ekstrim.
- fase menuju kematian. Banyak sel yang
mati namun segera mungkin memasuki fase kriptik.
- fase kriptik . jumlah sel meningkatkan
secara perlahan dengan mengandalkan substrat dari sel bakteri yang sudah mati.
- fase kematian. Jumlah sel benar-benar
mengalami penurunan dan sampai pada titik tidak ada lagi sel yang mamou
bertahan hidup.
b. pada saat
waktu awal, sejumlah sel dimasukkan ke dalam medium dengan jumlah substrat dan
pH tertentu. Seiring bertambahnya waktu, jumlah sel bakteri semakin meningkat
hingga mencapai titik maksimum. Sejalan dengan meningkatnya jumlah se bakteri,
jumlah substrat semakin menurun karena dipakai untuk metabolisme sel dan
kesetimbangan pH pun terganggu karena metabolit yang dihasilkan oleh bakteri.
Ketika jumlah sel konstan pada fase stationer, jumlah substrat dan pH semakin
turun karena bakteri tetap melakukan metabolisme. Saat jumlah sel bakteri
mengalami penurunan pada fase pertumbuhan diperlambat, pH mulai naik lagi
perlahan namun jumlah substart tetap turun walaupun tidak se drastis saat fase
logaritmik.
c. jumlah
metabolit yang dihasilkan semakin banyak seiring bertambahnya jumlah sel dalam
substrat. Jumlah metabolit A mencapai titik maksimum saat pertumbuhan sel
bakteri berada di ujung fase stationer, menuju fase kematian. Namun dalam
selang waktu pada fase kematian tersebut
dihasilkanlah metabolit B sebagai metabolit sekunder yang dihasilkan untuk
mempertahankan eksistensinya walaupun tidak cukup kuat untuk menopang
kehidupannya dan pada akhirnya berada pada fase kematian permanen.
d. metabolit A
merupakan metabolit primer yang merupakan bahan kimia yang dibutuhkan oleh
organisme untuk hidup . contohnya: asam amino, asetil C0-A, gula-gula,
nukleotida, asam sitrat, dll. metabolit A dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan
kualitas substrat sehingga bakteri dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan
metabolit primer yang lebih banyak, lalu dengan mengontrol keadaan lingkungan
sekitar seperti pH nya agar tetap stabil.
sedangkan
metabolit B merupakan metabolit sekunder
yang merupakan salah satu cara organisme untuk mempertahankan
eksistensinya dan sebagai tindakan responsif terhadap lingkungan. Metabolit
sekunder ini digunakan untuk mencegah dan memertahankan diri dengan membantu
proses reproduksi dan mencegah sengatan sinar ultraviolet. Contohnya: protein,
asam lemak, karbohidrat, senyawa antimikroba,dll. Umumnya metabolit sekunder
berawal dari metabolit primer, sehingga untuk meningkatkan produksi metabolit
sekunder dapat dilakukan dengan meningkatkan produksi metabolit primernya.
3. a. sampel
diambil dan disimpan dalam botol, sampell segera disegarkan dilaboratorium. Hal
ini karena menurut Blochl, sampel dapat dibawa ke laboratorium dari lokasi
tanpa pengendalian suhu, dan di laboratorium sampel dapat disegarkan kembali
dengan berbagai variasi media dengan suhu inkubasi seperti tempat asalnya.
Inkubasi dilakukan mulai suhu 55-70 °C selama satu hingga lima hari. Sampel
diberi perlakuan dengan menginkubasi sampel selama 24 jam dalam media LB dengan
perbandingan 3:1. Kemudian 100μL diambil dan disebar pada agar cawan dan
diinkubasi pada berbagai suhu selama beberapa hari. Isolat yang mampu
mendegradasi kitin ditandai dengan terbentuknya halo yaitu zona bening
disekitar koloni. Isolat kemudian diseleksi berdasarkan indeks kitinolitik
hingga nantinya diperoleh jumlah isolat pada suhu tertentu. Lalu beberapa
isolat yang diperoleh selanjutnya di uji secara kuantitatif dengan metode
reduksi kitin dan metode kitin deasetilase pada berbagai suhu dan pH. Identifikasi
bakteri dapat dilakukan dengan menggunakan Bergey’s manual.
b. kemampuan
bakteri termofilik untuk bertahan hidup di lingkungan panas disebabkan bakteri
termofil mempunyai membran sel yang kaya akan asam lemak jenuh dan membran ribosom yang juga tahan panas.
Organisme termofil merupakan prokariot karena eukariot tidak dapat bertahan
hidup pada suhu tinggi.
c. bakteri termofilik merupakan kelompok bakteri
yang mampu tumbuh pada suhu 45 – 65 derajat C. mikroba termofil memiliki
keistimewaan diantaranya enzim dan protein yang dihasilkan bersifat termostabil
dan mampu berfungsi optimal pada suhu tinggi. Enzim kitinase pada bakteri
termofilik dimanfaatkan untuk menghasilkan senyawa kitosan yang digunakan
secara luas pasa berbagai bidang industri. Selain itu, masih banyak jenis enzim
yang dihasilkan bakteri termofilik yang digunakan di industri antara lain
amilase, pullulanase, selulase, xilanase, kitinase, proteinase, esterase, dan
alkohol dehidrogenase.
Kitinase
banyak dimanfaat sebagai agen biokontrol terutama bagi tanaman yang terserang
infeksi jamur. Kitin yang merupakan komponen utama dinding sel jamur dapat di
degradasi enzim kitinase menghasilkan produk yang ramah lingkungan dibandingkan
penggunaan bahan kimia. Kitinase ini juga berperan sebagai antifungi.
4. a. ragi akan
menfermentasikan sukrosa (glukosa dan fruktosa) menjasi alkohol (etanol), karbondioksida,
dan energi (ATP).
Pada
prokariot, Polisakarida disintesis dari UDPG atau ADPG yang merupakan glukosa
yang sudah diaktivasi. ADPG digunakan untuk sintesis glikogen, sedangakn UDPG
digunakan untuk biosintesis polisakarida lain dalam sel seperti asam
N-asetilglukosamin dan asam N-asetilmuramat dalam komponen membran terluar
peptidoglikan atau lipoposakarida pada bakteri Gram negatif. Glukoneogenesis
yaitu glukosa yang di biosintesis dari senyawa karbon lain melalui proses yang
berlawanan dengan proses glikolisis. Pentosa yang dibutuhkan untuk sintesis
asam nukleat dibentuk dekarboksilasi glukosa-6-fosfat. Enzimm ribonukleat
reduktase mengubah ribosa menjadi
deoksiribosa dengan mereduksi gugus 2’ hidroksil pada gula dan mereduksi
hidroksil menjadi air, dan ribonukleotid pun terbentuk.
b. pati
merupakan salah satu polisakarida yang dapat dihidrolisis oleh mikroorganisme
dengan hasil dekstrin. Pati ini dapat dihdrolisis karena adanya enzim amilase
pada bakteri. Untuk menggunakan pati sebagai sumber karbon, bakteri harus
mengeluarkan amilase- dan oligo-1,6-glukosidase ke ruang ekstraseluler. Enzim
ini akan memecah molekul pati menjadi glukosa subunit yang lebih kecil yang
kemudian dapat masuk langsung ke jalur glikolisis dan siklus asam sitrat.