Minggu, 01 Januari 2012

Ma'rifatullah


Bismillaahirrahmaanirrahiim

        Ma’rifatullah  (mengenal Allah) adalah landasan tempat berdirinya Islam secara keseluruhan. Tanpa ma’rifat ini, seluruh amal ibadah dalam Islam atau untuk Islam menjadi tidak memiliki nilai hakiki. Ini dikarenakan dalam kondisi seperti itu, orang tersebut kehilangan ruh-nya. Ma’rifat bukanlah mengenali dzat Allah karena hal ini tidak mungkin terjangkau oleh kapasitas manusia yang terbatas. Menurut Ibn Al Qayyim, Ma’rifat yang dimaksudkan oleh ahlul ma’rifat (orang-orang yang mengenali Allah) adalah ilmu yang membuat seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya dan konsekuensi pengenalannya. Ma’rifatullah tidak dimaknai dengan arti harfiah semata, namun ma’rifatullah dimaknai dengan pengenalan terhadap jalan yang mengantarkan manusia dekat dengan Allah, mengenalkan rintangan dan gangguan yang ada dalam perjalanan mendekatkan diri kepada Allah.
Seseorang dianggap ma’rifatullah jika ia telah mengenali asma’ Allah, sifat Allah, dan af’al (perbuatan) Allah yang terlihat dalam ciptaan dan tersebar dalam kehidupan alam ini. Bekal pengetahuan ini ditunjukkan dalam kehidupannya sehari-hari seperti: sikap sidq (benar) dalam bermuamalah dengan Allah, ikhlas dalam niatan dan tujuan hidup yakni hanya karena Allah, pembersihan diri dari akhlak-akhlak tercela dan kotoran-kotoran jiwa yang membuatnya bertentangan dengan kehendak Allah subhanahuwata’ala, sabar dan menerima pemberlakuan hukum dan aturan Allah atas diirnya, berdakwah dan mengajak orang lain mengikuti kebenaran agamanya, membersihkan dakwahnya itu dari pengaruh perasaan, logika dan subyektivitas siapapun dan hanya menyerukan ajaran agama seperti yang pernah diajarkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.
Figur teladan dalam ma’rifatullah ini adalah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Beliaulah orang yang paling utama dalam mengenali Allah subhanahuwata’ala. Beliau bersabda:
“Sayalah orang yang paling mengenal Allah dan yang paling takut kepada-Nya”. H.R Al Bukhari dan Muslim.
Hadist ini ini Beliau ucapkan sebagai jawaban dari pernyataan tiga orang yang ingin mendekatkan diir kepada Allah dengan keinginan dan perasaannya sendiri.
Tingkatan berikutnya setelah Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam yaitu ulama amilun (ulama yang mengamalkan ilmunya). Allah berfirman:
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”. (Q.S Fathir :28)
Orang yang mengenali Allah dengan benar adalah orang yang mampu mewarnai dirinya dengan segala macam bentuk ibadah. Kita akan mendapatinya sebagai orang yang rajin shalat, pada saat lain kita dapati ia senantiasa berdzikir, tilawah, pengajar, mujahid, pelayan masyarakat, dermawan, dll. Tidak ada ruang dan waktu ibadah kepada Allah, kecuali dia ada disana. Dan tidak ada ruang dan waktu larangan Allah kecuali ia menjauhinya.
Ada sebagian ulama mengatakan:”Dduuk disisi orang yang mengenali Allah akan mengajak kita kepada enam hal dan berpaling dari enam hal, yaitu: dari ragu menjadi yakin, dari riya menjadi ikhlash, dari ghaflah (lalai) menjadi ingat, dari cinta dunis menjadi cinta akhirat, dari sombong menjadi tawadhu’, dari buruk hati menjadi nasehat.”
Ma’rifatullah ini tidak akan realistis sebelum seseorang mampu menegakkan tiga tingkatan tauhid, yaitu: tauhid rububiyyah, tauhid asma dan sifat (sering disebut tauhid al ma’rifat wa al itsbat), dan tauhid uluhiyyah yang merupakan tauhid thalab (perintah) yang harus dilakukan.

Urgensi Ma’rifatullah
1.     Allah adalah Tuhan semesta alam
“Katakanlah(Muhammad) ‘ siapakah Tuhan langit dan bumi?’ Katakanlah ‘Allah’. Katakanlah, ‘pantaskah kamu mengambil pelindung-pelindung selain Allah, padahal mereka tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi dirinya sendiri?’ katakanlah ,’samakah orang yang buta dengan yang dapat melihat?’ atau samakah yang gelap dengan yang terang? Apakah mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?’ katakanlah ‘Allah adalah pencipta segala sesuatu dan Dia Tuhan Yang Maha Esa”. (QS Ar-Ra’d :16)
2.     Mengetahui tujuan hidup
Ma’rifatullah adalah puncak kesadaran  yang akan menentukan perjalanan hidup manusia selanjutnya. Karen ama’rifatullah akan menjelaskan tujuan hidup manusia yang sesungguhnya. Ketiadaan ma’rifatullah membuat banyak orang hidup tanpa tujuan yang jelas, bahkan menjalani hidupnya sebagaimana makhluk hidup lain (binatang ternak).
“Allah tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”. (QS. Az-Zariyaat:56)
3.     Merasakan kehidupan yang tenang dan lapang
Ma’rifatullah juga merupakan asas (landasan) perjalanan ruhiyyah manusia secara keseluruhan. Seorang yang mengenali Allah akan merasakan kehidupan yang lapang. Ia hidup dalam rentangan panjang antara bersyukur dan bersabar. Sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam:
“Amat mengherankan urusan seorang mukmin itu, dan tidak terdapat pada siapapun selain mukmin, jika ditimpa musibah ia bersabar, dan jika diberi karunia ia bersyukur.” (HR Muslim)
4.     Selain itu, dari ma’rifatullah inilah manusia terdorong untuk mengenali para nabi dan rasul, untuk memelajari cara terbaik mendekatkan diri kepada Allah. Karena para nabi dan rasul lah orang-orang yang diakui sangat mengenal dan dekat dengan Allah. Dari ma’rifatullah ini manusia akan mengenali kehidupan di luar alam materi, seperti malaikat, jin, dan ruh.
5.     Dari ma’rifat inilah manusia mengetahui perjalanan hidupnya, dan bahkan akhir dari kehidupan ini menuju kepada kehidupan Barzaniyyah (alam kubur) dan kehidupan akhirat.

Sarana ma’rifatullah
1.     Akal sehat
Akal sehat yang merenungkan ciptaan Allah. Allah berfirman:
”Perhatikanlah apa yang ada dibumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Yunus:101)
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:”Berfikirlah tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu berfikir tentang Allah, karenakamu tidak akan mampu.” (HR Abu Nu’aim)
2.     Para Rasul
Para rasul yang membawa kitab-kitab yang berisi penjelasan sejelas-jelasnya tentang ma’rifatullah dan konsekuensi-konsekuensinya. Mereka inilah yang diakui sebagai orang yang paling mengenali Allah. Allah berfirman:
”Sesungguhnya Kamitelah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya menausi dapat melaksanakan keadilan.” (QS Al Hadid:25)
3.     Asmaul Husna dan Sifat Allah
Mengenalli asma dan sifat Allah disertai dengan perenungan makna dan pengaruhnya bagi kehidupan ini menjadi sarana untuk mengenali Allah. Cara inilah yang telah Allah gunakan untuk mengenalkan diri kepada makhluk-Nya. Dengan asma dan sifat ini terbuka jendela bagi manusia untuk dapat mengenali Allah lebih dekat lagi. Asma dan sifat Allah akan menggerakkan dan membuka hati manusia untuk menyaksikan dengan seksama pancaran cahaya Allah. Allah berfirman:
“Katakanlah: serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asma’ al husna (nama-nama yang terbaik).” (QS Al-Isra:110).
“Hanya milik Allah asma al husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma al husna itu…” (QS Al-A’raf:180)
4.     Fenomena Alam (Alam semesta)
“Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) dilangit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya.” (QS. Yusuf:105)
5.     Al-Qur’an
“Sebenarnya, Al-Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata didalam dada orang-orang yang diberi ilmu.” (QS. Al-Ankabut:49)
6.     Mu’jizat
“Dan rasul-Nya pun berada ditengah-tengah kamu” (QS. Ali Imran:101)
“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu benda (mu’jizat), mereka berpaling dan berkata:’ (Ini adalah) sihir yang terus menerus’.” (QS. Al-Qamar:1-2)

Faktor Penghalang Ma’rifatullah
1.     Menyerupakan (menganalogikan) sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya atau yang dikenal dengan istilah tamtsil atau tasybih. Ketika Allah ta’ala menetapkan diri-Nya memiliki wajah dan tangan, orang yang melakukan tamtsilmengatakan wajah dan tangan Allah tersebut seperti wajah dan tangan kita. Hal ini didustakan oleh Allah dalam firman-Nya (yang artinya), “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat.” (QS. Asy Syuura: 11). “Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah (yang kamu serupakan dengan-Nya).” (QS. An Nahl: 74). Penganalogian sifat Allah dengan makhluk-Nya merupakan aib, karena Allah, Zat yang Mahasempurna diserupakan dengan makhluk yang penuh dengan kekurangan.
2.     Menolak nama dan sifat Allah, baik menolak seluruhnya atau sebagiannya. Termasuk bentuk penolakan nama dan sifat-Nya adalah menyelewengkan makna nama dan sifat-Nya seperti memaknai sifat cinta yang ditetapkan Allah bagi diri-Nya sendiri dengan arti iradatul lit tatswib (keinginan untuk memberi pahala). Orang yang menafikan nama dan sifat-Nya beralasan jika kita menetapkan nama dan sifat bagi Allah, maka hal ini akan berkonsekuensi menyerupakan-Nya dengan makhluk karena makhluk pun memiliki cinta. Hal ini tidak tepat dengan alasan bahwa Allah ta’ala telah menyatakan bahwa tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya dan di sisi lain Dia menetapkan bahwa Dia memiliki sifat. Lihatlah surat Asy Syuura ayat 11 di atas! Allahta’ala menyatakan bahwa tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, namun Dia juga menetapkan bahwa Dia memiliki sifat mendengar dan melihat yang sesuai dengan keagungan dan kesempurnaan-Nya.  Penetapan sifat bagi Allah meskipun memiliki nama yang sama dengan sifat makhluk tidak berkonsekuensi menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya. Perhatikan kembali perkataan Nu’aim bin Hammad Al Khaza’i, guru imam Al Bukhari Jilani yang dibawakan oleh imam Ibnu Katsir atau kaidah yang disampaikan oleh Syaikh Abdul Qadir Al Jilani di atas!
3.     Menetapkan suatu kaifiyah (bentuk/cara) bagi sifat Allah ta’ala. Hal ini dinamakan dengan takyif dan termasuk ke dalam bentuk ini adalah mempertanyakan hakikat dan kaifiyah sifat Allah ta’ala. Contoh praktisnya semisal perkataan, “Tangan Allah itu panjang dan besarnya sekian”. Hal ini salah satu bentuk kelancangan terhadap-Nya karena berkata-kata mengenai Allah ta’ala tanpa dilandasi dengan ilmu. Ketika hakikat dan bentuk Zat Allah saja tidak kita ketahui, maka bagaimana bisa kita lancang menetapkan sifat Allah bentuknya begini dan begitu?!


Membebaskan diri untuk Menuju Ma’rifatullah

1.     Bebaskan Diri dari Kesombongan
“Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alas an yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya, dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat KAmi dan mereka selalu lalai dari padanya.” (QS Al-A’raaf: 146)
2.     Bebaskna Diri dari Kedzaliman dan Dusta
“Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.” (QS. Ash-Shaf:7)
“sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS Az-Zumar:3)
3.     Bebaskan Diri dari Tindakan Merusak di Muka Bumi, Melanggar Perjanjian dan Memutuskan Hubungan yang Seharusnya Disambung
“Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah Perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS Al-Baqarah:26-27)
4.     Bebaskan Diri dari Kelalaian
“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau.” (QS Muhammad:36)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi , dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang –orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.” (QS. Ali Imran:190-191)
5.     Bebaskan Diri dari Perbuatan Dosa
“Demikianlah, Kami memasukkan (rasa ingkar dan memperolok-olokkan itu) kedalam hati orang-orang yang berdosa (orang-orang kafir), mereka tidak beriman kepadanya (Alquran) dan sesungguhnya telah berlalu sunnatullah terhadap orang-orang terdahulu.” (QS. Al-Hijr:12-13)
6.     Bebaskan Diri dari Keraguan dalam Menerima Kebenaran , Saat Melihatnya dengan Amat Jelas
“Dan begitu pula Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Alquran) pada permulaannya, dan Kami biarkanmereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” (Qs. Al-An’am:110)

Pandangan orang-Orang Kafir Terhadap Jalan Ini
            Banyak orang baik pada masa lalu maupun pada masa kini, yang mengingkari wujud Allah, dengan alasan bahwa mereka tidak dapat merasakan keberadaan-Nya dengan indera mereka. Mereka berpendapat bahwa jalan untuk mengetahui segala sesuatu adalah indera itu. Karena itu, mereka menuduh orang yang beriman kepada Allah sebagai pengkhayal, sesat, pembuat klenik, sakit jiwa, tidak ilmiah, dan tuduh-tuduhan lainnya yang dialamatkan oleh orang-orang kafir terhadap kaum beriman. Dengan alasan, orang-orang yang beriman itu mengimani wujud Allah bukan dengan jalan inderawi.
Mereka yang berkata bahwa mereka hanya mengimani apa yang dapat ditangkap oleh indera mereka, terbantah sendiri oleh realitas material tempat mereka hidup. Misalnya, mereka mengimani adanya kekuatan gravitasi dan hukumnya meskipun mereka tidak melihat keberadaannya secara inderawi. Mereka mengimani keberadaan rasio meskipun mereka tidak dapat melihat wujudnya.

Wallahu a’lam..


Daftar Pustaka

Hawwa, Sa’id.----. Ma’rifat Dzat Ilahiyah. Bandung: Pustaka Lingkar Studi Islam Ad-Difaa’.
Mujahid, Abu. 2007. Ma’rifatullah Puncak Akidah Islam. http://almanaar.wordpress.com/2007/10/24/marifatullah-puncak-akidah-islam/  di akses 11 November 2011 pukul  23.57 wib
Muslim, Muhammad Nur Ichwan. 2009. Urgensi dan Kesalahan dalam Ma’rifatullah. http://buletin.muslim.or.id/manhaj/urgensi-dan-kesalahan-dalam-marifatullah  di akses 18-11-2011  pukul 06.32 wib

Bersahabat Dengan Likopen, Bermusuhan Dengan Penyakit



Tomat, siapa yang tidak mengenal buah dan sayur yang satu ini? Buah yang dijuluki si apel cinta Karena dapat membangkitkan gairah cinta ini memiliki rasa yang enak dan segar serta  dapat diperoleh dengan sangat mudah dengan harga yang murah. Buah ini juga dapat diolah menjadi bermacam-macam produk, seperti jus, saus, bahkan untuk produk kecantikan seperti masker wajah. Dengan begitu banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari tomat, tentunya ada sesuatu yang terdapat dalam buah ini  yang begitu luar biasa, yaitu likopen.
Likopen banyak terkandung dalam  berbagai buah-buahan dan sayur mayur, salah satunya pada tomat. Tomat  merupakan salah satu buah yang dapat dijadikan sebagai sayur dan penyedap rasa dalam masakan (rempah-rempah). Tomat ini dapat dengan mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau oleh sebagian besar masyarakat. Bahkan untuk menanamnya disekitar rumah pun dapat dilakukan dengan mudah.
Tomat yang memiliki nama latin Solanum lycopersicum ini mengandung berbagai senyawa antara lain solanin (0,007%), saponiin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk likopen, alfa dan beta karoten), protein, lemak, vitamin, mineral, dan histamin (Canene-Adam,dkk., 2005).
Kandungan asam p-kumarat dan asam klorogenat didalam tomat secara langsung mampu melemahkan zat nitrosamine,yaitu salah satu zat penyebab kanker yang mungkin terdapat dalam makanan. Kandungan lainnya yaitu asam malat dan asam sitrat yang dapat menjaga kebersihan saluran empedu sehingga dapat menghindari terbentuknya batu empedu. Selain itu asam malat dan asam nitrat ini juga dapat membersihkan penyempitan pembulluh darah ke penis yang disebabkan oleh penumopukkan lemak dan gula.
Untuk menjaga kecantikan, khususnya untuk perawatan wajah, tomat mengandung zat tomatin yang bersifat antiinflamasi (antiradang) sehingga dapat menyembuhkan radang pada jerawat. Zat tomatin juga bisa menyembuhkan luka, borok, wasir, usu buntu, hingg aradang saluran pemcernaan (bronchitis).
Likopen merupakan salah satu kandungan paling banyak dalam tomat, dalam 100 gram tomat rata-rata mengandung likopen sebanyak 3-5 mg (Giovannucci, 1999). Likopen mampu menghambat pertumbuhan kanker endometrial, kanker payudara, dan kanker paru-paru pada kultur sel dengan aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan alfa dan beta karoten. (Levy et al, 1995) Likopen mampu menginaktifkan hydrogen peroksida dan nitrogen peroksida (Bohm,dkk., 1995). Dengan adanya proses penghambatan radikal bebas tersebut dapat dimungkinkan untuk menurunnya resiko kanker. Likopen yang banyak terkandung pada tomat ini berfungis sebagai antioksidan yang dapat mencegah kanker prostat pada pria tua dan mencegah kanker payudara pada wanita serta mampu mencegah osteoporosis. Likopen sebagai antioksidan ini dua kali lebih efektif dibandingkan betakaroten dalam melindungi sel darah putih dari kerusakan membrane sel oleh radikal bebas. Likopen yang diserap oleh tubuh akan disimpan didalam hati, paru-paru, kelenjar prostat, kolon, dan kulit (sinartani.com). menurut suatu penelitian yang dilakukan di Harvard University terhadap 48000 pria diperoleh hasil bahwa mereka yang memkaan produk olahan tomat sebanyak 10 kali seminggu memiliki resiko terkena kanker prostat lebih rendah 35 % daripada pria yang memakan tomat kurang dari 1,5 kali seminggu. Likopen dalam tomat ini juga mampu menurukan resiko terjadinya bercak-bercak kulit Karena penuaan (macular degeneration). Likopen yang merupakan antioksidan berdaya kerja tinggi sangat efektif melawan radikal bebas sehingga kesehatan fisik tetap terjaga dan juga menjaga agar awet muda.
Pada awal November tahun 1934, Dr. Bennet menyatakan buah tomat ini dapat mengobati diare, serangan empedu, gangguan pencernaan, dapat mencegah kolera, serta memulihkan fungsi liver. Pernyataan ini diperkuat oleh dr.Yumi Tohuoka pada tahun 1953 dalam laporan The Tohouka Journal of Experimental Medicine bahwa secara klinis tomat sangat efektif dalam menyeimbangkna gangguan liver.
Cara mengolah tomat yang benar dan sehat agar diperoleh kandungan manfaat dalam tomat secara maksimal yaitu sebagai berikut. Tomat dapat di konsumsi langsung baik melalui mekanisme mekanik (pengunyahan) maupun langsung minum setelah dibuat menjadi jus. Juga dapat dinikmati dalam bentuk produk olahan tomat seperti sup dan saus. Jika tomat dikonsumsi langsung secara mekanik (pengunyahan) maupun dalam bentuk jus, kita dapat memeroleh manfaat tinggi dari tomat antara lain beta-karoten, vitamin C, dan mineral kalium. Setelah tomat diolah (dimasak), Likopen akan lebih mudah keluar dari sel-sel buah dan lebih mudah larut sehingga proses pemasakan ini dianjurkan jika kita menginginkan likopen dalam kadar yang lebih tinggi. Selain itu, cara praktis lainnya untuk menikmati buah tomat ini yaitu dengan memotong-motong tomat segar berwarna merah yang belum  terlalu matang, lalu ditaburi gula atau madu secukupnya sesuai selera. Siram dengan air mendidih, tutup, dan biarkan dingin. Hal ini bisa dilakukan agar tidak bosan dalam mengonsumsi buah yang sangat bermanfaat ini.
Likopen ini merupakan pigmen alami (senyawa karotenoid) yang berbentuk isomer asiklik dari beta karoten dan tidak memiliki aktivitas sebagai vitamin A. (Agarwal dan rao, 1999). Likopen mempunyai rumus molekul C40H56 dengan berat molekul 536,85 da dan titik leleh 172-175 derajat Celsius. Struktur kimia likopen merupakan rantai tak jenuh dengan rantai lurus hidrokarbon terdiri dari tiga belas ikatan rangkap, duabelas diantaranya ikatan rangkap terkonjugasi, sementara dua ikatan rangkap sisanya tidak terkonjugasi (Agarwal dan rao, 2000).  Bentuk Kristal likopen ini seperti jarum panjang, dan akan berwarna kecoklatan jika dalam wujud tepung. Likopen ini bersifat hidrofobik kuat dan lebih mudah larut dalam kloform, benzene, heksana, danpelarut organic lainnya. Degradasi likopen dapat melalui proses isomerasasi dan oksidasi karena cahaya, oksigen, suhu tinggi, teknik pengeringan, proses pengelupasan, penyimpanan, dan asam. Studi lainmenyebutkan bahwa bioavaibilitas likopen dipengaruhi dosis konsumsi dan adanya karotenoid lain seperti berta laroten. (Johnson dkk., 1997).

Gambar 1. Struktur Likopen

Likopen sebagai antioksidan- blocking agent dapat mengeliminasi zat karsinogenik dari luar (virus, polusi, radiasi, xenobiotik) dengan mekanisme antioksidan. Aktivitas antioksidan berperan penting dalam meredam radikal bebas. Senyawa radikal bebas merupakan senyawa elektrofilik reaktif yang dapat bereaksi membentuk ikatan kovalen dengan makromolekul sel termasuk protein-protein dan asam nukleat (Mortensen dkk,1997). Likopen yang bersifat lipofil ini umumnya terdapat didalam membrane sel dan komponen lainnya. Dalam lingkungan yang lipofil, likopen memiliki kemampuan maksimum sebagai anti spesies oksigen reaktif atau radikal bebas. Likopen mampu membersihkan radikal  nitrogen diksida (NO2), thiyl (RS*), dan sulfonil (RSO2*). Likopen dapat mencegah kerusakan membrane dan kematian sel limposit oleh serangan NO2* dua kali lebih efissien disbanding betekaroten (Bohm dkk.,dan Tinkler dkk,. 1995). Likopen sebagai antioksidan nonenzimatis, secara signifikan dapat menurunkan enzim fase I seperti cytochrome p450-dependent enzymes dan meningkatkan enzim detoksifikasi fase II seperti hepatic quinine reductase (Breinholt dkk,.2000).
Likopen sebagai antioksidan – suppressing agent dilakukan dengan menggunakan mekanisme non-oksidatif, yaitu dengan pengaturan fungsi gen, perbaikan gap-junction communication, modulasi hormone tumbuh IGF-I dan respon imun atau pengaturan metabolism. Tingginya konsentrasi likopen dalam tomat mampu menghambat oksidasi pada tahap progresi dalam karsinogenik (Sies dan Stahl, 1995). Tahap progresi ini merupakan perbuahan genetiklebih lanjut menuntun pada terbentuknya kolonisel yang lebih besar. Timbulnya keistimewaan-keistimewaan lain seperti peningkatan mobilitas dan angiogenesis juga muncul pada fase ini.

Likopen mampu menjadi blocking agent maupun suppressing agent yang dapat mencegah inisiasi kanker. Bahkan dapat mencegah keganasan sel malignan bagi penderita kanker.
Dengan adanya sejuta manfaat yang dapat kita peroleh melalui konsumsi tomat, hendaknya kebiasaan mengonsumsi buah merah yang satu ini mulai dilakukan. Harganya yang dapat dijangkau oleh hampir seluruh lapisan masyarakat memungkinkan kita semua untuk dpaat mengambil manfaat dari kandungan yang dimilikinya untuk menjaga kesehatan tubuh kita. Selain itu cara untuk mengonsumsinya pun dapat dilakukan secara beragam sehingga tak ada alasan bagi kita untuk tidak dapat mengonsumsi buah tomat ini. Kandungan senyawa aktif berupa likopen yang manfaatnya sangat luar biasa ini harus kita manfaat sebaik-baik dan semaksimal mungkin. Mekanisme aksi senyawa likopen  sebagai agen kemopreventif melalui penghambatan cell cycle pada fase G1. Ayo Bersahabat dengan Likopen agar tubuh pun terhindar dari penyakit! J

  

 Daftar  Pustaka

Anonym 1. ------. Likopen dalam Tomat Mencegah Kanker Prostat dan Kanker Payudara. http://www.sinartani.com/penyuluhan/mimbar-penyuluhan/1459.html diakses 25-11-2011  pukul 20.30 wib
Agarwal S, rao AV. 2000. Role of Antioxidant Lycopene in Cancer and Heart Disease. Journal of The American College of Nutrition, Vol. 19, No. 5, hal 563-569.
Bohm F, Tinkler JH, Truscott TG. 1995. Carotenoids Protects Againts Cell Membrane Damage by The Nitrogen Dioxide Radical. Nature Med 1: 98-99.
Breinholt, V., S.T. Lauridsen, B. Daneshvar, & J. Jakobsen. 2000. Dose-response Effects of Lycopene on Slected Drug-Metabolizing and Antioxidant Enzyme in The Rat. Cancer Lett. 154:201-210.
Canine-Adams K, Clinton, S.K., King, J.L., Lindshield, B.L., Wharton C., Jeffery, E. & Erdman, J.W. JR.2004. The Growht oh The Dunning R-3327-H Transplantable Prostate Adenocarcinoma in Rats Fed Diets Containing Tomato, Broccoli, Lycopene, or Receiving Finasteride Teratment. FASEB J. 18:A886 (591.4)
Giovannucci, E. 1999. Tomatoes, Tomato-based Products, Lycopene, and Cancer: Review of The Epidemiologic Literature. J. Natl. Cancer Inst. 91:317-331.
Levy J, Bosin E, feldmen B, Giat Y, Miinster A, Danilenko M, Sharoni Y. 1995. Lycopene is A More  Potent Inhibitor of Human Cancer Cell Proliferation Than Either A-Carotene or Beta-Carotene. Nutrition Cancer 24:257-266.
Mia. 2005. Sehat dan NIkmat dengan Tomat. http://mediasehat.com/tanaman03.php  . Di akses 26-11-2011    pukul 15.25 wib .
Mortensen A, Skibsted LH: Relative Stability of Carotenoid Radical Cations and Homologue Tocopheroxyl Radicals. A Real Time Kinetic Study of Antioxidant Hierarchy. FEBS  Lett 417: 261-266, 1997.

Rekombinan DNA, Aktivitas Enzim, dan Sterilisasi


1.    Rekombinasi DNA dilakukan dengan memasukkan DNA gen pengkode enzim selulase pada bakteri A ke dalam gen bakteri B. Hal ini dilakukan karena bakteri B dapat tumbuh baik dalam medium dengan komposisi sederhana sehingga tidak membutuhkan dana besar untuk menyediakan medium pertumbuhan bakteri. Dan pada akhirnya didapatkan bakteri yang memiliki gen pengkode enzim selulase yang dapat tumbuh dengan baik pada medium dengan komposisi sederhana (ekonomis).

Metode rekombinasi DNA yang dilakukan harus melalui tahap-tahap antara lain isolasi DNA genomic / kromosom yang akan diklon, pemotongan molekul DNA menjadi sejumlah fragmen dengan berbagai ukuran, isolasi DNA vector, penyisipan fragmen DNA ke dalam vector untuk menghasilkan molekul DNA rekombinan, transformasi sel inang menggunakan molekul DNA rekombinan, reisolasi molekul DNA rekombinan dari sel inang, dan analisis DNA rekombinan.

a.    Isolasi DNA sisipan
Isolasi DNA diawali dengan perusakan dan atau pembuangan dinding sel, yang dapat dilakukan baik dengan cara mekanis seperti sonikasi, tekanan tinggi, beku-leleh, maupun dengan cara enzimatis seperti pemberian lisozim. Langkah berikutnya adalah lisis sel. Bahan-bahan sel yang relative lunak dapat dengan mudah diresuspensi di dalam medium buffer nonosmotik sedangkan bahan-bahan yang lebih kasar perlu diperlakukan dengan deterjen yang kuat seperti triton X-100 atau dengan sodium dodesil sulfat (SDS). Pembuangan remukan sel  dilakukan dengan cara sentrifugasi, lalu protein dan RNA masing-masing dihilangkan menggunakan kloroform dan RNAse. Molekul DNA yang telah diisolasi tersebut kemudian dimurnikan, misalnya dengan penambahan ammonium asetat dan alcohol. DNA hasil isolasi dikatakan baik apabila mempunyai tingkat kemurnian yang tinggi dan tidak mengalami fragmentasi.
b.    Pemotongan molekul DNA menjadi sejumlah fragmen dengan berbagai ukuran
Pemotongan molekul DNA dilakukan menggunakan enzim restriksi. Enzim restriksi yang digunakan pada DNA rekombinan adalah enzim restriksi tipe II. Enzim ini memotong ikatan fosfodiesterase dan mengenali urutan palindrome 5’ GAATTC 3’ --- 3’CTTAAG 5’.

 DNA (enzim restriksi)

          5’-NNNGAATTCNNN-3’
          3’-NNNCTTAAGNNN-5’
 

                                  EcoRI

5’-NNNGOH                      PAATTCNNN -3’
3’NNNCTTAAP              OHGNNN -5’

-          Sisi pengenalan enzim restriksi
-          Urutan nukleotida rantai atas = urutan nukleotida rantai bawah

Selain itu, enzim restriksi tipe II juga mempunyai sifat-sifat umum yang penting antara lain:
-          Mengenali urutan tertentu sepanjang empat hingga tujuh pasang basa di dalam molekul DNA
-          Memotong kedua untai molekul DNA di tempat tertentu pada atau di dekat tempat pengenalannya
-          Menghasilkan fragmen-fragmen DNA denagn berbagai ukuran dan urutan basa

c.    Isolasi DNA vector
Plasmid digunakan sebagai vector untuk mengklonkan fragmen DNA yang nantinya akan mengubah sifat bakteri. Plasmid juga digunakanuntuk memperbanyak gen (copy gene) yang telah disisipkan dengan bantuan sel bakteri.

d.    Penyisipan fragmen DNA ke dalam vector untuk menghasilkan molekul DNA rekombinan
Penyisipan dilakukanmenggunakan DNA (ligase).

DNA (ligase)

5’-NNNGOH                      PAATTCNNN-3’
3’-NNNCTTAAP             OHGNNN-5’
 

                           Ligase

5’-NNNGAATTCNNN-3’
3’-NNNCTTAAGNNN-5’


e.    Transformasi sel inang menggunakan molekul DNA rekombinan dan perbanyakan DNA
Setelah ligasi dilakukan, berikutnya dilakukan analisis terhadap hasil pemotongan DNA genomic dan DNA vector serta analisis hasil ligasi molekul-molekul DNA tersebut menggunakan teknik elektroforesis. Jika hasil elektroforesis menunjukkan bahwa fragmen-fragmen DNA genomic telah terligasi dengan baik pada DNA vector sehingga terbentuk molekul DNA rekombinan, campuran reaksi ligasi dimasukkan ke dalam sel inang agar dapat diperbanyak dengan cepat. Dengan sendirinya, di dalam campuran reaksi tersebut terdapat molekul DNA rekombinan dan sejumlah fragmen DNA genomic dan DNA plasmid yang tidak terligasi satu sama lain. Pada tahap transformasi ini sel inang diharapkan akan mengalami perubahan sifat tertentu setelah dimasuki molekul DNA rekombinan. Dalam kasus ini yaitu bakteri B akan mempunyai gen yang dapat mengkode enzim selulase dan dapat hidup di dalam medium dengan komposisi sederhana.

f.     Seleksi : sel yang mengandung plasmid atau vector rekombinan
Oleh Karena DNA yang dimasukkan ke dalam sel inang bukan hanya DNA rekombinan, maka harus dilakukan seleksi untuk memilih sel inang transforman yang membawa DNA rekombinan. Lalu, diantara sel-sel transforman yang membawa DNA rekombinan masih harus dilakukan seleksi untuk mendapatkan sel yang DNA rekombinannya membawa fragmen sisipan atau gen yang diinginkan. Setelah transforman dilakukan, ada tiga kemungkinan yang dapat etrjadi, antara lain: (1) sel inang tidak dimasuki DNA apapun atau berarti transformasi gagal, (2) sel inang dimasuki vector religasi atau berarti ligasi gagal, dan (3) sel inang dimasuki vector rekombinan dengan atau tanpa fragmen sisipan atau gen yang diinginkan. 
g.    Analisis keberadaan DNA sisipan dan DNA rekombinan
Deteksi keberadaan DNA sisipan dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
-          Analisis migrasi
-          Analisis restriksi                   elektroforesis gel
-          PCR
-          Penentuan urutan DNA sisipan (sekuensing)
-          Seleksi sel rekombinan yang membawa fragmen yang diinginkan dilakukan dengan mencari fragmen tersebut menggunakan fragmen pelacak (probe), yang pembuatannya dilakukan secara in vitro menggunakan teknik reaksi polimerisasi berantai atau polymerase chain reaction (PCR).  Pelacakan fragmen yang diinginkan antara lain dapat dilakukan melalui cara hibridisasi koloni. Koloni-koloni sel rekombinan ditransfer ke membrane nilon, di lisis agar isi selnya keluar, dibersihkan protein dan remukan sel lainnya hingga tinggal tersisa DNAnya saja. Selanjutnya dilakukan fiksasi DNA dan perendaman di dalam larutan pelacak. Posisi-posisi DNA yang terhibridisasi oleh fragmen pelacak dikocokkan dengan posisi koloni pada kultur awal (master plate). Dengan demikian , kita bisa menentukan koloni-koloni sel rekombinan yang membawa fragmen yang diinginkan.

2.    A. Bakteri yang ditumbuhkan dalam medium yang kaya phenilalanin akan memiliki metabolisme yang berbeda. Bakteri ini tidak akan memproduksi enzim yang berperan dalam biosintesis phenilalanin karena jumlah phenilalanin yang berlimpah dalam medium akan memberikan feedback negative terhadap produksi enzim tersebut.
Sedangkan bakteri B yang ditumbuhkan dalam medium yang miskin phenilalanin akan tetap memiliki kemampuan untuk memproduksi enzim yang dapat melakukan biosintesis phenilalanin.
Gen yang berperan dalam biosintesis phenilalanin pada bakteri B diatur oleh kromosom bakteri pada operon phenilalanin. Sebuah operon adalah suatu kelompok gen yang dikendalikan oleh beberapa elemen yang sama dan diatur proses transkripsi dan translasinya. Operon ini memiliki Promotor, Operator, dan Attenuator.
B. sistem ekspresi gen pada suatu organisme menggunakan suatu regulasi tertentu agar penggunaan energy digunakan efektif dan efisien. Salah satunya dengan menggunakan lac operon. Operon adalah sekumpulan gen yang terletak diantara promoter dan terminator. Istilah ini dikemukakan oleh Monod dan Jacob untuk menjelaskan penemuannya yaitu sistem operon laktosa pada E.coli,  dalam kasus ini yaitu pada bakteri B. Bakteri B dapat memanfaatkan keberadaan glukosa dan laktosa pada mediumnya. Apabila didalam medium (lingkungan) terdapat glukosa dan laktosa maka bakteri B akan menggunakna glukosa terlebih dahulu bagai sumber karbon. Hal ini dikarenakan laktosa adalah suatu disakarida sehingga untuk mengubahnya menjadi glukosa dan galaktosa dibutuhkan suatu enzim beta-galaktosidase. Apabila di medium hanya terdapat laktosa maka enzim ini akan dilepaskan oleh bakteri B, sedangkan apabila terdapat glukosa maka glukosa ini akan digunakan terlebih dahulu selanjutnya adalah laktosa. Pada operon laktosa terdapat tiga gen structural yaitu gen lac Z, lac Y, dan lac A. Masing-masing gen ini mengatur ekspresi enzim beta-galaktosidase , permease, dan asetilase. Ekspresi ketiga gen ini diatur oleh suatu gen regulator yang berinteraksi dengan promoter. Gen protein regulator ini adalah gen yang proteinnya digunakan untuk mengatur ekspresi gen lain. Jadi, gen-gen dalam suatu operon berkaitan satu sama lain dalam mengatur metabolisme.        
C. pada umumnya enzim tersusun dari protein. Protein penyusun enzim dapat berupa protein sederhana atau protein yang terikat pada gugusan non-protein. Banyak enzim yang hanya terdiri dari protein saja misalnya tripsin. Adanya beragam cara pembentukan enzim mengakibatkan terjadinya penggolongan enzim berdasarkan cara terbentuknya yaitu enzim konstitutif dan enzim adaptif.
     -    Enzim konstitutif
            Didalam sel terdaoat enzim yang merupakan bagian dari susunan sel normal sehingga enzim tersebut selalu ada umumnya dalam jumlah tetap pada sel hidup. walaupun demikian, ada enzim yang jumlahnya dipengaruhi kadar substratnya, misalnya enzim amylase. Sedangkan enzim-enzim yang berperan dalam proses respirasi jumlahnya tidak dipengaruhi olehkadar substratnya.
-          Enzim Adaptif
Perubahan lingkungan mikroba dapat menginduksi terbentuknya enzim tertentu. Induksi menyebabkan kecepatan sintesis suatu enzim dapat dirangsang sampai beberapa kali. Enzim adaptif adalah enzim yang pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat. Sebagai contoh adalah enzim beta galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri E.coli yang ditumbuhkan didalam medium yang mengandung laktosa. Mula-mula E.coli tidak dapat menggunakna laktosa sehingga awalnya tidak Nampak adanya pertumbuhan (fase lag/ fase adaptasi panjang) setelah beberapa waktu baru menampakkan pertumbuhan. Selama fase lag tersebut E.coli membentuk enzim beta galaktosidase yang digunakan untuk merombak laktosa.
           
3.    A.        - sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas. Misalnya larutan enzim dan antibiotic seperti chloramphenicol.
- sterilisasi secara fisik yaitu dengan pemanasan (pemijaran dengan api langsung) pada peralatan laboratorium berbahan dasar stainless steel seperti jarum inokulum, pinset, dll.
- stelirilasasi secara fisik yaitu panas kering, sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180 derajat Celsius pada peralatan laboratorium berbahan dasar gelas seperti Erlenmeyer, tabung reaksi, dll.
- sterilisasi secara panas lembab menggunakan autoklaf pada medium pertumbuhan bakteri. Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121 derajat Celsius (250 derajat Fahrenheit). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon/ inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121 derajat Celsius.
- sterilisasi susu secara pasteurisasi. Melalui pasteurisasi, susu dipanaskan dengan tujuan membunuh mikroba yang merugikan seperti virus, protozoa, dan bakteri. Mikroba menguntungkan masih dibiarkan tetap hidup. Berdasarkan ketinggian suhu yang dilakukan,pasteurisasi dibagi menjadi tiga jenis, antara lain pasteurisasi model HTST (High Temperature Short Time) yang dilakukan pada suhu 75  derajat Celsius selama 15 detik menggunakan Heat Plate Exchanger, pasteurisasi model UHT (Ultra High Termperature) yang dilakukan pada suhu 130 derajat Celsius selama 0,5 detik saja dan mampu membunuh seluruh mikroba dalam susu sehingga menghasilkan susu steril, dan Pasteurisasi model LTLT (Low temperature Long Time) yang dilakukan pada suhu rendah sekitar 60 derajat Celsius selama 30 menit.
- sterilisasi dengan radiasi sinar UV yang dapat merusak sel mikroba.
- Sterilisasi dengan menambahkan antibotik pada medium. Antibiotic yang digunakan harus selektif untuk membunuh jenis mikroba tertentu karena antibiotic ini dapat merusak sel.
         
   B.
Sistem sterilisasi
Kelebihan
Kelemahan
Filtrasi
-Sterilisasi media yang tidak tahan panas
-Penggunaan penyaring tertentu mempunyai kecenderungan mengabsorbsi beberapa senyawa aktif tertentu selama proses penyaringan.
-peralatan yang digunakan murah
-waktu yang dibutuhkan sedikit karena ada bantuan panas dan uap
-Pada umumnya tidak dapat menahan mikroorganisme tanpa dinding sel (mikroplasma)
-kemungkina kerusakan bentuk penyaring sehingga kesterilan hasil yang diperoleh tidak pasti.
- tidak dapat menyaring virus
- hanya sekali pakai
Pemanasan (pemijaran dengan api langsung)
Dapat dilakukan dimana saja dan kapanpun.
Peralatan murah
Hanya dapat digunakan untuk bahan yang tidak terbakar seperti stainless steel.
Panas kering
Tidak ada uap air yang membasahi peralatan yang disterilkan.
Hemat waktu dan alat-alat yang dibutuhkan.
-peralatan yang di gunakan murah

-Memerlukan temperatur yang tinggi dan waktu yang lama
- belum tentu dapat membunuh semua bakteri
-adanya pengaruh radiasi pada produk-produk dan wadah
-dengan panjang gelombang yang pendek mempunyai daya antimicrobial yang kuat
- tidak dapat digunakan untuk alat-alat gelas yang membutuhkan keakuratan (contoh: alat ukur) dan penutup karet atau plastik
Autoklaf
Waktu cepat
Terdapatnya tetesan uap air yang mengenai alat dan bahan yang disterilisasi
Pasteurisasi
Dapat membunuh seluruhmikroba pathogen dan pembusuk tanpa mengurangi nilai gizi susu
Daya simpan hanya sekitar 14 hari.
Radiasi sinar UV
Dapat menghilangkan mikroba tertentu sesuai yang diinginkan.
Bisa menyebabkan mutasi jika kadar radiasinya tidak tepat.
Penambahan Antibiotik pada medium
Dapat membunuh mikroorganisme tertentu karena digunakan secara selektif
Adanya mikroorganisme yang yang tidak mati Karena mengalami resistensi terhadap antibiotic yang digunakan.

           
C.
Sistem sterilisasi
Alat dan atau bahan
Filtrasi
Vaksin, enzim, vitamin, antibiotic (Chloramphenicol)
Pemanasan (pemijaran dengan 
api langsung)
Peralatan laboratorium berbahan dasar stainless steel, alat bedah
Panas kering
Peralatan laboratorium berbahan dasar kaca.
Autoklaf (panas basah)
Medium pertumbuhan bakteri, aquades
Pasteurisasi
Susu
Radiasi sinar UV
Jas laboratorium,  permukaan interior laminar air flow ( BSC= biological safety cabinet)
Penambahan antibiotik ke 
dalam medium
vaksin
           
 D. Pengujian keberhasilan sistem sterilisasi yang digunakan dapat dilakukan melalui beberapa teknik antara lain:

                -  uji reduktase biru metilen (Methylen Blue Reduction Test) .
        Test ini digunakan untuk menguji kualitas susu. Di dalam susu segar terdapat enzim reduktase yang dibentuk oleh mikrpba didalamnya yang dapat mereduksi zat warna indicator menjadi larutan tidak berwarna. Cara pengujiannya: susu dimasukkan ke dalam tabung yang sudah berisi indicator methylen blue, lalu dicampur dengan menutup tabung dan membolak-balikkan tabung sampai warna biru tersebar merata. Tabung tersebut dimasukkan kedalam penangas air (37 derajat Celsius) selama 5 menit untuk menghangatkan, setelah itu dimasukkan ke dalam incubator. Amati perubahan warna menjadi putih setelah beberapa waktu tertentu.

Waktu reduksi
Kualitas susu
0-20 menit
Jelek, diperkirakan mengandung bakteri lebih dari 20 juta/ml
20 menit – 2 jam
Kelas 3, diperkirakan mengandung bakteri 4-20 juta/ml
2 – 4,5 jam
Kelas 2, diperkirakan mengandung bakteri 0,5-4 juta/ml
4,5 – 5,5 jam
Kelas 1, diperkirakan mengandung bakteri kurang dari 0,5 juta/ml
Lebih dari 6 jam
Susu mengalami perlakuan (didihkan, ditambah atau mengandung antibiotika, ditambah disinfektan)

-          Uji sterilitas secara Direct inoculation of culture medium (inokulasi langsung) dengan media tioglikolat cair yang mengandung glukosa dan Na Tioglikolat untuk pembiakkan dalam kondisi aerob pada suhu inkubasi 31 derajat celsius.
Uji sterilisasi terhadap sediaan kloramfenikol
1.    Diambil sediaan sebanyak 1 ml menggunakan spuit injeksi yang steril
2.    Diinokulasikan dalam tabung reaksi berisi media tioglikolat cair.
3.    Pengerjaan dilakukan secara aseptis.
4.    Mulut tabung reaksi disumbat dengan menggunakan kapas
5.    Diinkubasi pada suhu 31 derajat Celsius selama 7 hari
6.    Pertumbumbuhan diamati pada media secara visual sesering mungkin sekurangnya pada hari ke3 atau ke-5, pada hari ke-7 (hari terakhir dari masa uji)
7.    Diamati kekeruhanmedia. Jika keruh, kemungkina terdapatnya mikroba.

Uji sterilitas terhadap sediaan injeksi vitamin (vitamin C)
1.    Diambil sediaan sebanyak 1 ml menggunakna spuit injeksi yang steril
2.    Diinokulasikan dalam tabunh reaksi berisi media tioglikolat cair
3.    Pengerjaan dilakukan secara aseptis
4.    Mulut tabung reaksi disumbat denganmenggunakan kapas
5.    Diinkubasi pada suhu 31 derajat Celsius selama 7 hari
6.    Pertumbumbuhan diamati pada media secara visual sesering mungkin sekurangnya pada hari ke3 atau ke-5, pada hari ke-7 (hari terakhir dari masa uji)
7.    Diamati kekeruhanmedia. Jika keruh, kemungkinan terdapatnya mikroba.

-          Uji resazurin untuk menentukan kualitas susu
Dasar dari uji ini yaitu kemampuan bakteriuntuk mereduksi warna. Pengujian dilakukan dengan memasukkan 10 ml sampel susu segar ke dalam tabung reaksi kemudian ditambah dengan 1 ml larutan resazurin 0,01% dan dipanaskan dalam water bath selama 30 menit. Selanjutnya contoh susu tersebut dibandingkan dengan blanko dalam alat pembanding warna yang mempunyai skala 0-6. Diamati perubahan warna yang terjadi dan ditentukan kualitasnya, jika susu berwarna biru dapat dinyatakan susu tersebut memiliki kualitas bagus karena semakin sedikit bahkan tidak adanya bakteri yang mereduksi resazurin. Sebaliknya, semakin memudarnya warna susu (menuju pink), dapat dinyatakan susu  tersebut berkualitas buruk karena semakin banyak bakteri yang mereduksi resazurin.

Daftar Pustaka:
Campbell & Reece. 2010. Biologi Edisi ke 8. Jakarta: Erlangga.
Retnoningrum, Debbie S. 2010. Prinsip Teknologi DNA Rekombinan. Bandung: Sekolah Farmasi ITB
Todar, Kenneth. 2008. Regulasi dan Kontrol Metabolisme Pada Bakteri. www.textbookofbacteriology.net. di akses 30 desember 2011   11.00 wib
Wibowo, Marlia Singgih. 2011. Uji Sterilitas. Bandung: Sekolah Farmasi ITB
Yuwono, T. 2005. Biologi Molekular. Jakarta: Erlangga.