Rabu, 17 Agustus 2011

Di Mana Hati Itu

Yaa Rabbii..
Sungguh hamba tak berdaya kini
Hati hamba tak setegar batu karang di lautan
Yang kian terkikis oleh deburan dan hantaman ombak dengan kerasnya
Bagai kelopak bunga yang gugur lalu terbawa angin entah kemana
Bicara dalam hening pun hamba tak mampu
Kata-kata itu hanya tersimpan dalam kalbu
Tak mampu untuk beranjak membawa hampa
Entah apa yang mengiring hamba ke jalan ini
Hamba mengerti jiwa ini harus terus bertahan
Hati ini harus tetap tegar
Raga ini pun harus tetap berdiri kokoh

Yaa Rabbii..
Sungguh tak ada yang lain yang dapat kuandalkan
Sungguh tak ada yang lain yang dapat menentramkan jiwa ini
Sungguh tak ada yang hamba butuhkan kecuali Engkau
Sungguh, Engkau lah segalanya
Kau tahu yang terbaik untuk hamba-hamba-Mu
Bahkan dalam keadaan seperti ini
Hanya Kau yang setia menerima segala masalah  yang hamba adukan pada-Mu

Hamba tahu, hamba sadar
Sedari dulu hingga detik ini
Hamba bukanlah hamba yang sempurna bagi-Mu
Bahkan isi hati dan pikiranku pun Kau tahu itu

Kau mengerti apa yang hamba inginkan
Dan Kau pun lebih mengetahui apa yang hamba butuhkan
Yaa Allah..
Tunjukkanlah jalan-Mu pada hamba
Jalan yang harus hamba lalui agar mendapatkan hati itu
Apapun akan hamba lakukan, InsyaAllah

Atas nama-Mu , Yaa Allah
Berikan hati yang terbaik bagi hamba
Dan berikan jalan yang dapat mengajari hati ini agar menjadi hati yang terbaik pula baginya

"... dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)." (Q.S An-Nuur : 26)

Aamiin..

Bandung, 17 Ramadhan 1432 H

Sabtu, 13 Agustus 2011

Penemuan Sabun Dalam Sejarah Islam


Salah satu penemuan penting yang dicapai umat Islam di era keemasan adalah sabun. Sejak abad ke-7 M, umat Muslim telah mengembangkan sebuah gaya hidup higienis yang mutakhir. Menurut Ahmad Y Al-Hassan dalam bukunya berjudul, Technology Transfer in the Chemical Industries, kota-kota Islam seperti Nablus (Palestina), Kufah (Irak), dan Basrah (Irak) telah menjadi pusat industri sabun.

“Sabun yang kita kenal hari ini adalah warisan dari peradaban Islam,” papar Al-Hassan. Menurut Al-Hassan, sabun yang terbuat dari minyak sayuran, seperti minyak zaitun serta minyak aroma, pertama kali diproduksi para kimiawan Muslim di era kekhalifahan. Salah seorang sarjana Muslim yang telah mampu menciptakan formula sabun adalah Al-Razi–kimiawan legendaris dari Persia.

“Hingga kini, formula untuk membuat sabun tak pernah berubah,” cetus Al-Hassan. Sabun yang dibuat umat Muslim di zaman kejayaan sudah menggunakan pewarna dan pewangi. Selain itu, ada sabun cair dan ada pula sabun batangan. Bahkan, pada masa itu sudah tercipta sabun khusus untuk mencukur kumis dan janggut.

Harga sabun pada 981 M berkisar tiga Dirham (koin perak) atau setara 0,3 Dinar (koin emas). Resep pembuatan sabun di dunia Islam juga telah ditulis seorang dokter terkemuka dari Andalusia–Spanyol Islam–bernama Abu Al-Qasim Al-Zahrawi alias Abulcassis (936-1013 M). Ahli kosmetik ini memaparkan tata cara membuat sabun dalam kitabnya yang monumental bertajuk, Al-Tasreef. Al-Tasreef merupakan ensiklopedia kedokteran yang terdiri atas 30 volume. Kitab itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan digunakan sebagai buku referensi utama di sejumlah universitas Eropa terkemuka. Sang dokter memaparkan resep-resep pembuatan beragam alat kosmetik pada volume ke-19 dalam kitab Al-Tasreef.

Selain itu, resep pembuatan sabun yang lengkap tercatat dalam sebuah risalah bertarikh abad 13 M. Manuskrip itu memaparkan secara jelas dan detail tata cara pembuatan sabun. Fakta ini menunjukkan betapa dunia Islam telah jauh lebih maju dibandingkan peradaban Barat. Masyarakat Barat, khususnya Eropa, diperkirakan baru mengenal pembuatan sabun pada abad ke-16 M.

Namun, Sherwood Taylor (1957) dalam bukunya berjudul, A History of Industrial Chemistry, menyatakan, peradaban Barat baru menguasai pembuatan sabun pada abad ke-18 M. Sejatinya, menurut RJ Forbes (1965) dalam bukunya bertajuk, Studies in Ancient Technology, campuran yang mengandung sabun telah digunakan di Mesopotamia.

“Mereka belum mengenal sabun, tapi beberapa deterjen telah digunakan,” ungkap Forbes. Menurut dia, dunia klasik belum memiliki deterjen yang lebih baik. Penemuan sabun yang tergolong modern memang baru diciptakan pada masa kejayaan Islam.

Sejarah pembuatan sabun di dunia Islam dicatat secara baik oleh Raja Al- Muzaffar Yusuf ibn `Umar ibn `Ali ibn Rasul ( wafat 1294 M). Dia adalah seorang Raja Yaman yang berasal dari Dinasti Bani Rasul yang kedua. Raja Al-Muzaffar merupakan seorang penguasa yang senang mempelajari karya-karya ilmuwan Muslim dalam bidang kedokteran, farmakologi, pertanian, dan tekonologi.

Raja Al-Muzaffar juga sangat mencintai ilmu pengetahuan. Pada masa kekuasaannya di abad ke-13 M, ia mendukung dan melindungi para ilmuwan dan seniman untuk berkreasi dan berinovasi. Dalam risalahnya, sang raja mengisahkan bahwa Suriah sangat dikenal sebagai penghasil sabun keras yang biasa digunakan untuk keperluan di toilet.

N Elisseeff dalam artikelnya berjudul, Qasr al-Hayr al-Sharqi, yang dimuat dalam Ensiklopedia Islam volume IV menyatakan, para arkeolog menemukan bukti pembuatan sabun dari abad ke-8 M. Saat itu, kekhalifahan Islam sedang menjadi salah satu penguasa dunia.

Geografer Muslim kelahiran Yerusalem, Al-Maqdisi, dalam risalahnya berjudul, Ahsan al-Taqasim fi ma`rifat al-aqalim, juga telah mengungkapkan kemajuan industri sabun di dunia Islam. Menurut Al-Maqdisi, pada abad ke-10, Kota Nablus (Palestina) sangat termasyhur sebagai sentra industri sabun. Sabun buatan Nablus telah diekspor ke berbagai kota Islam.

Menurut Al-Maqdisi, sabun juga telah dibuat kota-kota lain di kawasan Mediterania, termasuk di Spanyol Islam. Andalusia dikenal sebagai penghasil sabun berbahan minyak zaitun. M Shatzmiller dalam tulisannya bertajuk, al-Muwahhidun, yang tertulis dalam Ensiklopedia Islam terbitan Brill Leiden, juga mengungkapkan betapa pesatnya industri sabun berkembang di dunia Islam. “Pada 1200 M, di Kota Fez (Maroko) saja terdapat 27 pabrik sabun,” papar Shatzmiller.

Sherwood Taylor, dalam Medieval Trade in the Mediterranean World menyebutkan, pada abad ke-13 M, sabun batangan buatan kota-kota Islam di kawasan Mediterania telah diekspor ke Eropa. Pengiriman sabun dari dunia Islam ke Eropa, papar Taylor, melewati Alps ke Eropa utara lewat Italia.
Selain sabun, dunia Islam pun telah menggenggam teknologi pembuatan beragam alat kosmetik. Salah satunya adalah parfum. Umat Islam di zaman kekhalifahan juga telah mengembangkan teknologi pembuatan parfum hingga menjadi sebuah industri yang sangat besar.

Para sejarawan meyakini bahwa fondasi industri minyak wangi yang berkembang pesat di dunia Islam dibangun oleh dua ahli kimia termasyhur, yakni Jabir Ibnu Hayyan (721-815 M) serta Al-Kindi (805-873 M). Kimiawan Muslim dari abad ke-12, Al-Isybili, mengungkapkan, pada masa kejayaan Islam terdapat tak kurang dari sembilan buku teknis dan pedoman bagi pengelola industri parfum.

Meski begitu, kitab tentang pengolahan minyak wangi atau parfum yang masih tersisa hanyalah Kitab Kimiya’ al-’Itr (Book of the Chemistry of Perfume and Distillations) karya Al-Kindi. Jauh sebelum Al-Kindi, pengembangan industri parfum di dunia Islam juga sempat dilakukan ‘Bapak Kimia Modern’ Jabir Ibnu Hayyan. Ia mengembangkan beberapa teknik, termasuk penyulingan (distilasi), penguapan (evaporation), dan penyaringan (filtrasi). Ketiga teknik itu mampu mengambil aroma wewangian dari tumbuhan dan bunga dalam bentuk air atau minyak.

Teknik dan metode dasar yang diletakkan oleh Jabir itu dikembangkan Al-Kindi. Ia melakukan riset dan eksperimen dengan lebih cermat. Al-Kindi mencoba mengombinasikan beragam tanaman dan bahan-bahan lain untuk memproduksi beragam jenis parfum dan minyak wangi. Ilmuwan Muslim asal Kufah, Irak, itu pun berhasil menemukan tak kurang dari 107 metode dan resep untuk membuat parfum serta peralatan pembuatannya.

Begitulah, dunia Islam di era keemasan telah mampu mengembangkan industri sabun dan juga parfum. 

Resep Sabun Warisan Peradaban Islam

Minyak zaitun dan al-Qali merupakan bahan utama pembuatan sabun. Bahan lain yang kerap digunakan untuk membuat sabun adalah natrun. Lalu, bagaimana proses pembuatan sabun dilakukan di dunia Islam pada abad ke-13 M? Berikut ini resep pembuatan sabun yang ditulis Daud Al-Antaki seperti dikutip Ahmad Y Al-Hassan dan Donald R Hill dalam bukunya bertajuk, Islamic Technology: An Illustrated History:

Inilah cara membuat sabun yang diwariskan peradaban Islam:

Ambil satu bagian al-Qali dan setengah bagian kapur. Giling dengan baik, kemudian tempatkan dalam sebuah tangki. Tuangkan air sebanyak lima bagian dan aduk selama dua jam. Tangki dilengkapi lubang bersumbat. Setelah pengadukan berhenti dan cairan menjadi jernih, lubang ini dibuka.

Jika air sudah habis, sumbat kembali lubang tersebut, tuangkan air dan aduk, kosongkan dan seterusnya sampai tak ada lagi air yang tersisa. Faksi air di setiap periode dipisahkan. Lalu, minyak yang sudah murni diambil sebanyak 10 kali jumlah air yang pertama tadi, lalu letakkan di atas api. Jika sudah mendidih, tambahkan air faksi terakhir sedikit demi sedikit. Kemudian tambah dengan air faksi nomor dua terakhir, sampai air faksi pertama.

Dari proses itu, akan diperoleh campuran seperti adonan kue. Adonan ini disendok (dan disebarkan) di atas semacam tikar hingga kering sebagian. Kemudian, tempatkan dalam nura (kapur mati). Inilah hasil akhir dan tidak diperlukan lagi pendinginan atau pencucian dengan air dingin selama proses.

Ada kalanya ditambahkan garam ke dalam al-Qali dan kapur sebanyak setengah kali jumlah kapur. Selain itu, juga ditambhakan amilum tepat sebelum proses selesai. Minyak di sini dapat diganti dengan minyak lain dan lemak seperti minyak carthamus.

Itulah salah satu resep pembuatan sabun yang berkembang di dunia Islam. Sejatinya, masih banyak risalah lain yang mengungkapkan formula pembuatan sabun. Salah satunya adalah buah pikir Al-Razi.

sumber: http://adrianacute.wordpress.com/

Akhwat Sejati


Akhwat sejati tidak dilihat dari jilbabnya yang anggun, tetapi dilihat dari kedewasaannya dalam bersikap.
 Akhwat sejati tidak dilihat dari retorikanya ketika aksi, tetapi dilihat dari kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan.
Akhwat sejati tidak dilihat dari banyaknya ia berorganisasi, tetapi sebesar apa tanggungjawabnya dalam menjalankan amanah.
Akhwat sejati tidak dilihat dari kehadirannya dalam syuro’, tetapi dilihat dari kontribusinya dalam mencari solusi dari suatupermasalahan.
Akhwat sejati tidak dilihat dari tasnya yang selalu membawa Al -Qur’an, tetapi dilihat dari hafalan dan pemahamannya akan kandungan Al- Qur’an tersebut.
Akhwat sejati tidak dilihat dari aktivitasnya yang seabrek, tetapi bagaimana ia mampu mengoptimalisasi waktu dengan baik.
Akhwat sejati tidak dilihat dari IP-nya yang cumlaude, tetapi bagaimana ia mengajarkan ilmunya pada umat.
Akhwat sejati tidak dilihat dari tundukan matanya ketika interaksi,tetapi bagaimana ia mampu membentengi hati.
Akhwat sejati tidak dilihat dari partisipasinya dalam menjalankan kegiatan, tetapi dilihat dari keikhlasannya dalam bekerja.
Akhwat sejati tidak dilihat dari sholatnya yang lama, tetapi dilihat dari kedekatannya pada Robb di luar aktivitas sholatnya.
Akhwat sejati tidak dilihat kasih sayangnya pada orang tua dan teman - teman, tetapi dilihat dari besarnya kekuatan cinta pada Ar – Rahman Ar- Rahiim..
Akhwat sejati tidak dilihat dari rutinitas dhuha dan tahajjudnya, tetapi sebanyak apa tetesan air mata penyesalan yang jatuh ketika sujud
Akhwat sejati tidak dilihat dari rutin dan konsistennya menggunakan jilbab dan tidak akan menganggap dirinya lebih sempurna dibandingkan para akhwat lainnya yang belum berhijab, tetapi bagaimana ia mampu membimbing dengan penuh kesabaran & keikhlasan para akhwat lainnya supaya menggunakan jilbabnya dengan konsisten.

http://quntumniez.wordpress.com/

Beruban U-20?


Pertumbuhan rambut terjadi secara bertahap. Akar rambut berisi struktur seperti tas kecil yang disebut folikel rambut. Folikel rambut ini mengandung melanosit yang menghasilkan pigmen yang disebut melanin, yang bertanggung jawab untuk warna rambut.

Ada beberapa helai rambut yang tidak tumbuh dan masih dalam tahap istirahat. Seiring dengan berjalannya waktu, rambut tersebut menjadi tua dan mulai berubah warna dari hitam menjadi abu-abu dan putih.

Proses ini umum terjadi pada usia 50-an tahun. Berlawanan dengan kepercayaan populer bahwa rambut uban identik dengan usia tua, beberapa helai uban juga terlihat pada anak-anak yang berumur 10 tahun. Hal ini juga terjadi pada remaja.

Banyak orang muda yang mengeluh ketika melihat uban di kepalanya. Uban prematur ini dalam terminologi medis disebut canities.

Seperti dilansir dari Ehow dan Buzzle, Senin (24/5/2010), berikut penyebab tumbuhnya uban di usia muda:

1. Genetika

Penyebab utama munculnya uban di usia muda adalah genetika. Jika salah satu dari orangtua atau bahkan keduanya mengalami pertumbuhan uban di usia muda, maka kemungkinan besar sang anak pun akan mengalami uban prematur.

Meskipun gen tertentu yang membawa sifat dari uban prematur belum ditemukan, tapi alasan genetika sudah sangat umum dan turun-temurun terjadi.

2. Kondisi medis

Kondisi medis tertentu seperti ketidakseimbangan hormon tiroid atau hipotiroidisme, kekurangan vitamin B12 dan anemia pernisiosa juga bisa menyebabkan uban tumbuh di usia muda.

Vitamin B12 bertanggung jawab untuk menghasilkan jumlah sel darah merah yang sehat di sumsum tulang. Anemia pernisiosa ditandai dengan gejala seperti kelelahan, kurang nafsu makan, penurunan berat badan, sakit kuning dan sakit kepala. 
Stres juga dianggap sebagai penyebab uban prematur. Stres, banyak beban pikiran dan kecemasan juga dapat menyebabkan penuaan dini.

Selain itu, vitiligo adalah kondisi sistem autoimun yang merusak melanosit, sel-sel yang menghasilkan pigmen yang bertanggung jawab untuk warna rambut.

3. Obat

Menurut sebuah studi tahun 1996 yang diterbitkan dalam British Medical Journal, orang yang merokok empat kali lebih mungkin mengalami uban prematur ketimbang orang non-perokok.

Dalam beberapa kasus, penggunaan obat bisa menjadi penyebab untuk uban prematur. Penyebab pasti di balik fenomena ini tetap tidak diketahui, tetapi hubungan terlihat antara uban prematur dan obat-obatan tertentu, seperti lithium.

Meskipun wajar memiliki beberapa helai rambut putih atau uban, dapat hal ini mulai menjengkelkan apabila uban memenuhi hampir separuh rambut di kepala.

Untuk menghindari rambut beruban di usia dini, cobalah solusi alami berikut yang efektif dan ucapkan selamat tinggal pada uban:

1. Pola makan

Masukkan makanan yang kaya akan mineral seperti zat besi, natrium dan vitamin B dalam menu harian Anda. Mengonsumsi buah-buahan dan sayuran juga bermanfaat, seperti yang kaya antioksidan, sehingga dapat membantu memerangi radikal bebas yang menyebabkan uban prematur.

2. Pijat rambut

Pijat rambut dengan minyak kelapa akan menjaga rambut panjang, hitam dan kuat. Anda juga dapat merebus daun kari dalam minyak kelapa dan memakainya untuk rambut.

Memakai minyak dan campuran bubuk gooseberry kering adalah pengobatan yang efektif untuk uban.

3. Menggunakan pewarna rambut henna

Henna adalah pewarna rambut alami untuk rambut beruban karena membantu dalam menutupi uban dan mengembalikan warna rambut menjadi coklat gelap. Ini juga dapat menjadi solusi alami untuk uban.



Hal yang Harus diperhatikan Saat Menimbang Berat Badan


Berat badan adalah salah satu indikator untuk mengetahui apakah dirinya memiliki tubuh yang sehat atau tidak. Karena itu pemeriksaan berat badan sebaiknya dilakukan secara teratur.

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan saat menimbang berat badan, seperti dikutip dari Lifemojo, Sabtu (13/8/2011) yaitu:

1. Sebaiknya menimbang berat badan di pagi hari saat perut dalam keadaan kosong. Hal ini karena berat badan cenderung berfluktuasi sepanjang hari akibat dari berbagai kegiatan seperti makan, retensi keringat, air di dalam tubuh dan bahkan sembelit.

2. Segala sesuatu yang dikenakan di tubuh bisa berkontribusi terhadap berat badan, misalnya celana jeans perempuan sekitar 700 gram dan kemeja sekitar 250 gram. Karenanya jika ingin mengetahui berapa berat badan yang sebenarnya, lakukan di tempat pribadi tanpa menggunakan pakaian.

3. Mewaspadai makanan tertentu yang bisa menyebabkan retensi air, sebaiknya hindari tepung terigu, tepung jagung dan makanan dengan kadar garam tinggi serta menghindari makanan manis, jus buah, air kelapa dan sup saat malam hari.

4. Umumnya berat badan akan naik secara otomatis sekitar 1-1,5 kg saat sedang mengalami menstruasi, tapi akan turun kembali dengan sendirinya setelah masa menstruasi berakhir.

5. Frekuensi yang baik untuk mengukur berat badan sebaiknya jangan setiap hari, tapi cukup sekali saja dalam waktu seminggu. Kondisi ini cukup normal untuk melihat fluktuasi berat badan serta bisa menjadi motivator yang optimal.

6. Beberapa jenis obat seperti antibiotik tertentu bisa menyebabkan terjadinya retensi air, sehingga berat badan cenderung meningkat ketika tubuh mengonsumsi obat tersebut.